Dalam pengajian tafsir al-Qur'an Ahad Pagi tadi pagi kami membahas surat al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 177 tentang makna kebaikan. Dari satu ayat panjang itu disimpulkan bahwa kebaikan itu memiliki tiga komponen utama: pertama, shihhat al-aqidah (akidah yang benar); kedua, husn al-mu'asyarah (hubungan yang baik); ketiga, tahdziib al-nafs (pembersihan jiwa)
Akidah yang salah akan membentuk pola pandang yang salah dan, pada gilirannya, akan membentuk kepribadian dan perilaku yang tidak elok. Akidah adalah dari kata aqada yang berarti ikatan. Akidah pada dasarnya bermakna ikatan seorang hamba dengan Tuhannya. Keterikatan yang kuat seorang hamba dengan Tuhannya dapat dilihat dari kesiapan seseorang itu mempertanggungjawabkan semua yang dilakukannya kepada Tuhannya. Seseorang itu akan menjadi orang yang sangat berhati-hati dalam segala sisi kehidupannya.
Baiknya hubungan ditandai dengan kehendak dan semangat menyebarkan kebaikan serta manfaat bagi orang-orang sekitarnya. Pantang seorang yang baik membuat rugi orang lain. Salah satu kaidah kebahagiaan adalah "yang paling berbahagia dalam hidup adalah yang paling banyak membahagiakan."
Selalu dalam al-Qur'an kita temukan bahwa yang paling berhak mendapatkan kebaikan kita adalah kerabat terdekat, barulah kerabat yang lebih jauh dan orang lain yang membutuhkan. Mengapa? Panjang sekali penjelasannya. Namun yang menyedihkan adalah bahwa kerabat pulalah yang paling sering berharap kita gagal agar mereka dapat menyembunyikan kekurangan diri mereka. Janganlah menjadi kerabat yang seperti ini.
Permbersihan jiwa bermakna senantiasa belajar untuk menjadi lebih baik, melatih diri untuk menjadi lebih bersih dari kesalahan, dan membiasakan diri untuk berfikir positif sebelum memberikan respon akan apapun yang membutuhkan respon kita. Salam, AIM@home