BAHAGIA ITU MUDAH?
Kata pujangga: "Untuk bahagia itu mudah, jangan bawa apa yang terjadi kemaren pada hari esok. Biarkan ia menempati kemaren." Saya tidak tahu apakah sang pujangga ini bahagia. Namun, kata-katanya menarik sekali dibaca dan direnungkan. Mudahkah menjadi bahagia?
Teorinya mudah dan sepertinya masuk akal. Tapi akal siapa yang bisa membuat sekat kuat antara kemaren, kini dan besok? Jawabannya adalah akal orang-orang yang hatinya diperankan secara maksimal untuk senantiasa bersama Allah. Bagaimana caranya?
Hati harus berisikan empat hal utama. Jika empat hal utama ini telah tertanam menjadi sikap hidup, maka ketenangan dan kebahagiaan akan ada dengan sendirinya. Empat hal itu adalah: pertama, tawakkal;kedua, tsiqah (mempercayakan kepada Allah); ketiga, taslim (memasrahkan urusan kepada Allah); keempat, tafwidl (menyerahkan segalanya kepada Allah).
Empat hal itu saling berkait namun tidaklah sama persis. Apa persamaan dan apa saja perbedaannya? Bukalah catatan pengajian hari Ahad kemaren. Semoga bahagia. Salam, AIM