Pencerah Hati

BELAJAR MEMAHAMI KEHENDAK ALLAH - 07 Oktober 2017 16:05

  • Sabtu, 07 Oktober 2017 16:05:36
  • Ahmad Imam Mawardi

BELAJAR MEMAHAMI KEHENDAK ALLAH

Pagi ini saya diundang teman-teman Program Pascasarjana IAIN Jember untuk berbicara tentang pendekatan maqasid al-syariah dalam pengembangan hukum keluarga di Indonesia. Senang sekali berjumpa dengan pak direktur, ka prodi dan para dosen pasca yang masih muda dan bersemangat. Mahasiswa yang hadir kelihatan bergairah mempelajari pendekatan maqasid ini. Sesuatu yang baru, kata sebagian mereka.

Allah menurunkan syariat adalah untuk kemaslahatan manusia. Jika ada orang tak menemukan kemaslahatan dalam menjalankan syariat, bisa jadi ada yang salah dengan hati orang itu dalam beragama atau ada yang salah dalam memahami agama. Agama tidak menjadikan orang menderita. Ini adalah sebuah keniscayaan.

Yusuf Qardlawi, Al-Raysuni dan beberapa maqasidiyyun yang lain sering menyatakan "syariat adalah kemaslahatan, kemaslahatan adalah syariat." Sangat diperlukan kemampuan kita memahami pesan langit untuk bisa diterapkan di bumi. Barangkali inilah salah satu alasan mengapa Allah selalu menyebut langit bersama dengan sebutan bumi dalam al-Qur'an.

Memang ada segelintir orang yang takut menafsirkan teks "langit" dan mengklaim bahwa dirinya hanya mengambil satu makna yang dinyatakan oleh dalil. Menafsirkan, kata mereka, adalah mengurangi kesucian dalil atau teks. Rupanya, saat mereka memaknai dalil itu mereka lupa bahwa makna yang dipilih oleh akalnya adalah juga sebuah tafsir. Orang seperti ini, kata Imam Al-Syatibi, adalah orang bodoh yang menghancurkan syariat.

Pendekatan maqasid bukanlah atas dasar keinginan hawa nafsu dan bukan dengan niat mencari yang termudah dengan cara memudah-mudahkan. Pendekatan ini sungguh secara murni berkeinginan memahami apa yang dikehendaki Allah melalui firmanNya, pemahaman yang benar-benar bermuatan kemaslahatan. Dengan inilah Islam sebagai rahmatan lil alamin dapat dirasa dan dipahami. Salam, AIM