Pencerah Hati

BELAJAR MESRA DARI ORANG BUTA MATA TAPI MELEK HATI - 07 September 2018 12:43

  • Jumat, 07 September 2018 12:43:46
  • Ahmad Imam Mawardi

BELAJAR MESRA DARI ORANG BUTA MATA TAPI MELEK HATI

Kisah ini sesungguhnya sudah sering dikisahkan. Saya pun sudah sering menceritakan. Ada banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah ini kalau saja kita membacanya tidak dengan sambil lalu, alias membaca dengan serius dengan melibatkan kecerdasan otak dan kecerdasan rasa.

Orang buta yang selalu duduk di serambi majid itu akhirnya menikah juga. Tentu saja dengan seoran wanita yang bukan pilihannya sendiri melainkan pilihan orang lain yang memiliki kesehatan mata untuk melihat. Orang buta ini menikmati pernikahannya. Ternyata, bisa menikmati sesuatu itu tak harus sesuatu itu pilihannya sendiri. Seringkali yang menjadi ketetapan untuk kita bukanlah pilihan kita, melainkan pilihan Allah untuk kita. Nikmati saja.

Suatu hari, isterinya berbisik mesra: "Suamiku, andai saja engkau melihat putihnya kulitku dan cantiknya wajahku, niscaya engkau akan terkagum-kagum kepadaku." Si isteri berniat bagus sekali, yakni agar suami semakin bahagia memiliki dirinya sebagai isteri. Sang suami yang buta itu cuma tersenyum dan berkata lirih sambil setengah menundukkan kepala: "Mengagumimu tidak perlu mata untuk melihat, melainkan membutuhkan hati untuk merasa. Mata seringkali menipu, sebagaimana yang dipandang juga bisa saja menipu. Sementara itu, hati tidak pernah berbohong."

Sang isteri terpesona dengan indahnya kata-kata sang suami yang filosofis dan sarat nilai. Sang suami melanjutkan: "Hatiku mengagumimu cukup hanya karena engkau mau dijadikan isteri seorang yang buta. Sementara tentang kulitmu yang putih dan wajahmu yang jelita iu, sungguh kalau itu benar, maka tak mungkin para lelaki membiarkanmu dikawini saya. Tapi, jangan sedih. Kenyataan terakhir ini bagiku tak penting."

Bagaimanakah respon sang isteri setelah "bualannya tentang kecantikannya "diskak mati?" akan dilanjutkan jika memang diperlukan. Salam, AIM@ EXTRA TOUR MADINAH