Pencerah Hati

CINTA DAN BENCI SERING MENGHALANGI KITA UNTUK BERBUAT ADIL - 04 Desember 2019 11:52

  • Rabu, 04 Desember 2019 11:52:15
  • Ahmad Imam Mawardi

CINTA DAN BENCI SERING MENGHALANGI KITA UNTUK BERBUAT ADIL

Pasti pernah kita mengalami dan sering kita saksikan betapa seseorang itu selalu mecari pembenar untuk membela orang yang dicintai, meski dalam posisi salah. Demikian juga sebaliknya, menyaksikan para pembenci mencari-cari alasan menyalahkan orang yang dibenci, meskipun dalam posisi benar. Sulitnya berbuat adil saat cinta dan benci ini tersirat dalam firman Allah yang menganjurkan kita tetap adil memperlakukan suatu kaum walau kita sendiri dalam posisi tak enak hati.

Sering juga kita saksikan bahwa seseorang itu cenderung membela orang yang senasib dan sulit memahami perasaan orang yang tak senasib. Saat seseorang naik becak, tiba-tiba becaknya keserempet mobil karena si pengayuh becak terlalu ke tengah tanpa perhatian rambu lalu lintas. Tukang becak marah dan mengamuk, orang yang naik bevak pun ikut marah dan mencaci pengendara mobil yang dianggap tidak mau mengalah pada rakyat kecil. Pada saat yang lain, orang yang naik becak itu naik taksi yang menubruk becak lain yang sedang diparkir di pinggir trotoar. Pengendara taxi marah menyalahan tukang becak yang parkir di pinggir trotoar. Orang yang naik taksi itu pun ikut marah pada pemilik becak dengan menganggap tak taat aturan dan mengganggu ketertiban kota. Unik, bukan?

Dua paragraf di atas adalah pengantar saya pada kesedihan hati saya pada beberapa ceramah dan tulisan yang mudah sekali menghina dan mencela, meruntukan harga diri bahkan membunuh karakter oran lain yang tidak sepaham atau tak sependapat dengan kita. Andai kata kritik dan saran didasarkan pada niat tulus demi kebaikan bersama, tak akan selama ini anak bangsa terlarut dalam konflik dan caci maki. Sepertinya, ada sesuatu yang lain di balik sesuatu yang ditampakkan.

Jangan-jangan, kinilah saatnya kita untuk memilih siapa yang layak jntuk kita jadikan guru kehidupan. Bergurulah pada orang-orang yang penuh cinta dan kasih sayang, sebagaimana cinta dan kasih sayang serta kelembutan yang diajarkan oleh Rasulullah.

Dunia kita kiniadalah dunia yang keras dn kering kerontang. Manusia kini lebih membutuhkan pada kehadiran orang yang sejuk mengayomi, sanyun dalam menasehati, menggandeng menuju eselamatan bersama. Mari kita bersama-sama mencari guru yag sejuk dan santun, memaafkan saat didzalimi dan meminta maaf saat merasa bersalah. Gak ada manusia sempurna, semua kita pasti pernah punya salah. Jangan-jangan kita "merasa mulia" kini adalah karena kejelekan kita beljm terungkap saja. Semga Allah tutupi aib kita di dunia dan akhirat kelak dengan ampunanNya yang Mahaluas. Salam, AIM