Pencerah Hati

HALAL BI HALAL PARA SAINTIS UM MALANG - 12 Juni 2019 09:38

  • Rabu, 12 Juni 2019 09:38:10
  • Ahmad Imam Mawardi

HALAL BI HALAL PARA SAINTIS UM MALANG

FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) menggelar acara HBH. Para pensiunan pejabat, para guru besar dan para dosen sains berkumpul untuk silaturrahim. Menyebut kata sains dan saintis, bayangan otak saya merujuk pada tokoh Albert Enstein yang rambutnya aut-autan bagai bentuk rumus fisika dan matematika, wajah serius tanpa senyum dengan tatapan tajam penuh tanya. Ternyata para saintis FMIPA UM berbeda dalam banyak hal.

Inti kajian saya dalam acara itu adalah tentang urgensi bercocok tanam cinta dan rasa kemanusiaan dalam kehidupan. Mereka yang memiliki kebun cinta dan kasih sayang akan senantiasa bahagia dan membahagiakan. Kehidupannya akan bagai hidup di taman surga. Janganlah pernah menanam kebencian dan kejahatan karena yang dituai adalah pasti yang ditanam.

Untuk bahagia, jangan lupakan prinsip O2 (Orangkan Orang lain), CO2 (Cintailah Orang-Orang) dan H2O (Hati-hatilah dengan Hati Orang. Sederhana saja, bukan? Tak butuh teori yang rumit-rumit. Mulailah semuanya dengan sesuatu yang sederhana, tersenyum penuh kesyukuran. Para saintis tersenyum bahagia. Saya yang bukan saintis merasa menjadi bagian para saintis dalam acara itu. Hikmah kebersamaan.

Usai acara inti adalah acara ramah tamah. Si sinilah muncul beberapa pertanyaan di benak saya, berkaitan dengan menu dan penataannya yang saya duga dilatarbelakangi oleh rumus sains. Mengapa lontong cap gomeh diletakkan sebelum nasi? Bukankah nasi merupakan menu utama orang kita? Mengapa ada menu bubur Madura di sana, bukan bubur Menado atau lainnya? Apakah berkaitan erat dengan peran Mat Kelor Madura yang kini banyak menjabat di FMIPA UM? Bagaimanapun, saya simpulkan, rasa menu yang adasudah sesuai dengan teori permenuan. Lidah saya masih cukup sensitif menilainya. Salute untuk FMIPA UM. Salam, AIM