KALAU YANG KAYA MAKIN KAYA, APAKAH YANG MISKIN MAKIN MISKIN?
Saudara-saudariku, tahukah bahwa 9 orang berikut ini: Jeff Bezos, Bill Gates, Warren Buffet, Bernard Arnault, Mark Zuckerberg, Amancio Ortega, Carlos, Slim, Charles Koch, dan David Koch memiliki kekayaan yang lebih besar ketimbang yang dimiliki 4 milyar manusia di muka bumi ini?
Susunan nama di atas didasarkan pada ranking terkaya saat ini. Begitu luar biasanya mereka. Bagaimana cara mereka mengumpulkan uang dan berapa jumlah uang mereka serta digunakan untuk apa saja? Pertanyaan ini menggoda dan membuat sebagian kita penasaran ingin tahu jawabannya.
Namun, tulisan saya kali ini bukan untuk memaparkan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu. Saya hanya ingin menyatakan bahwa mereka pernah tertawa dan juga pernah menangis. Saya juga ingin mengatakan bahwa mereka dulu juga pernah bayi dan tak punya apa-apa alias tidak membawa apa-apa. Kita semua sesungguhnya punya modal awal yang sama untuk sukses dan kaya. Kalau belym sukses dan kaya, mengapa? Kapan-kapan kita bahas.
Saya juga ingin menyatakan bahwa mereka makan melalui mulut dan buang air kecil/besar dan kemaluan depan/belakang. Ternyata walau kekayaannya sudah jauh di atas yang lain, ada banyak hal yang sama dengan yang dilakukan orang-orang miskin. Karena itu, yang nasibnya tak kaya-kaya tak perlulah kecil hati merasa terhina.
Lebih dari itu, saya juga ingin menyatakan bahwa mereka kadang juga pusing mengurus alur keluar masuknya keuangan mereka sebagaimana sebagian kita juga pusing karena hanya ada pengeluaran tanpa ada pemasukan. Beda kondisi namun sama pusing. Nah, ada kesamaannya lagi.
Rupanya, tangis dan tawa, pusing dan tenang, sibuk dan santai dibagi rata oleh Allah untuk menjadi pengalaman hidup semua manusia. Maksud saya, semua manusia pasti mengalami enak dan tak enak itu walau kadarnya beragam dan berbeda. Maka tak perlulah kita iri hati dan dengki kepada siapapun. Kita akan tambah pusing jika demikian. Jadilah diri sendiri, fokuslah pada pekerjaan sendiri, nikmati dan syukuri. Yakinkan semuanya berjalan di atas jalur yang disukai Allah, maka Allah akan abadikan bahagia untuk kita semua. Tak hanya untuk kini, tapi juga untuk nanti. Salam, AIM@UINSA Campus