Pencerah Hati

KAPAL TITANIK, KAPAL POPAY, DAN KAPALKU KINI - 09 Desember 2018 21:18

  • Minggu, 09 Desember 2018 21:18:39
  • Ahmad Imam Mawardi

KAPAL TITANIK, KAPAL POPAY, DAN KAPALKU KINI

Saat ini saya di perahu kapal lagi. Tak sebesar Kapal Titanik, pun tak sebesar perahu Nabi Nuh, namun tak sekecil perahu Popay. Yang penting adalah bahwa perahu ini menyadarkan saya bahwa hidup masih berjalan dan mesti berhadapan dengan gelombang. Lautan pinggir pantai relatif tenang, namun tengah pantai tak selalu bisa diukur dengan bibir pantai. Persis seperti tengah hati yang tak bisa ditebak menggunakan kata yang diucap ujung bibir.

Iya, saya malam ini kembali seberangi lautan menuju pulau Gili Genting yang menyimpan keindahan pantai sembilan itu. Sedari subuh tadi pagi tubub belum sempat temukan kasur. Berkeliling dari Surabaya ke Bojonegoro sampai Gili Genting Sumenep ini. Entah apakah ini termasuk pendzaliman akan tubuh sendiri. Naun yang pasti, ini kuperbuat atas nama cinta; cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah dan cinta kepada ummat Rasulullah.

Kalaulah tubuh ini tak digunakan untuk berkhidmah, melayani agama, lantas untuk alasan apa lagi kita memakan semua nikmat yang datangnya dari Allah? Kalaulah waktu ini tidak dimanfaatkan untuk agama Allah, lantas atas alasan apa lagi kita terua menghirup udara yang disediakan Allah dan menjalani hari-hari yang ditetapkan Allah? Pertanyaan ini bukan bermakna bahwa saya telah berbuat banyak untuk melayani agama Allah, namun menyadarkan saya bahwa saya harus lebih giat lagi berbuat untuk agama Allah. Saya masih terlalu lalai.

Ah, kapal sudah mulai melaju ke tengah. Angin berhembus lumayan terasa. Sesekali angin ini agak nakal, menyingkap bagian bawah jubah yang saya pakai. Surban kulilitkan di leher untuk menahan dingin. Ombak boleh saja besar, kapalpun digoyang ke kanan dan ke kiri. Namun kapal tak boleh tenggelam. Teringat satu kunci yang diajarkan Nabi Nuh yang juga harus dijadikan pegangan dalam menjalani hidup ini:

BISMILLAHI MAJREHA WA MURSAHA

Selalulah dengan menyebut nama Allah, atas nama Allah dan untuk Allah. Jangan Lupakan Allah. Salam, AIM