KENIKMATAN IBADAH, SIAPAKAH PEMILIKNYA?

Kini saya dalam acara wisuda IAI Sunan Giri Bojonegoro. Terharu sekali dengan sambutan Pak Rektor yang banyak mengutip kitab Hikam Ibnu Athallah Sukandari. Maka pikiran saya melayang pergi pada ingatanakan beberapa mutiara hikmah dalam kitab itu. Ada sebagian yang saya samaikan dalam penyampaian saya. Yang berikut ini adalah yang tidak saya sampaikan dalam forum itu.

Ada banyak orang yang benar-benar ingin merasakan nikmatnya ibadah. Terlebih saat dirinya sampai kini tak mendapatkan apaapa dari ibadah yang dilakukannya selain rasa capek. Di manakah sesungguhya letak kelezatan ibadah itu? Siapakah yang merasakannya?

Ada ulama yang menyatakan bahwa kenikmatan ibadah itu ada dalam pengagungan akan Allah dalam melaksanakan ibadah untukNya. Mereka yang ibadahnya hanya sebatas rutinitas yang kosong dari cinta dan ta'zim kepada Allah tidak akan pernah merasakan rasa manis buah ibadah. Lalu, bagaimanakah cara menanam dan menumbuhkan cinta dan ta'dzim kepadaNya? Perlu kajian panjang tentang hal ini.

Ada yang bertanya kepada guru hati: "Mungkinkah orang yang bermaksiat itu merasakan lezatnya ibadah?" Sang guru menjawab: "Mereka yag terus larut dalam maksiat dan mereka yang senantiasa berkeinginan berbuat maksiat idak akan pernah rasakan nikmatnya ibadah."

Lalu, bagaimana dengan kita yang banyak dosa ini ya? Bisakah merasakan nikmatnya ibadah? Guru hati melanjutkan dawuhnya: "Mereka yang memantapkan diri meninggalkan maksiat, maka ruhnya akan terbang tinggi menemukan kenikmatan ibadah. Mereka pasti mampu menggapainya selama terus istiqamah memantapkan niat menjauhi maksiat."

Semoga Allah membimbing kita mendekat kepadaNya dan menjauh dari maksiat kepadaNya.Salam, AIM