KESALAHAN KITA ADALAH BERTAMU PADA KESEDIHAN
Tak ada yang ingin sedih dan tak ada yang suka berada dalam kesedihan. Itu adalah teori dasarnya. Namun ada orang yang "betah" sekali berada dalam kesedihan. Bagaimanakah cara kita menjelaskan fakta ini?
Bisa jadi, orang yang betah dalam kesedihan itu adalah para penjual kesedihan. Maksud saya adalah bahwa orang itu mengharapkan belas kasih dan bantuan orang lain dengan kesedihan yang dipakainya itu. Orang semacam ini biasanya sulit sukses, sulit bahagia. Setiap saat pasti mengeluh. Sementara keluhan itu memperkeruh suasana hati, hatinya dan hati orang sekitarnya.
Bisa jadi, orang yang betah dalam kesedihan itu adalah memang orang yang menikmati kesedihan, kenikmati setiap tetesan takdir dengan menganggap bahwa ada sesuatu di balik ini, rahasia Tuhan yang akan dibukakan kepada dirinya. Orang seperti ini biasanya terus bisa hidup bahagia dalam kesedihan. Kesedihan hanyalah apa yang dilihat dan dipersepi oleh banyak orang, tapi bagi dirinya dianggap pertunjukan penuh misteri yang diyakininya akan berakhir indah.
Bisa jadi, orang yang "betah" dalam kesedihan itu adalah orang yang sesungguhnya ingin lepas dari kesedihan itu. Sayangnya, dia tak bisa move on, tak bisa pindah tema, selalu saja ingin bertamu pada dan bertemu dengan kesedihan itu. Nah, tipe terakhir ini ternyata banyak peminatnya. Ingin bahagia, namun bertamunya pada kesedihan.
Banyak yang bertanya kepada saya bagaimana cara bertemu bahagia. Jawaban saya sederhana saya, bertamulah pada bahagia dan pada orang-orang yang telah benar-benar bahagia secara batin. Lalu ada yang bertanya lagi tentang bagaimana cara menghindarkan diri dari kesedihan. Jawaban saya juga sederhana saja: "Ya menghindarlah, jangan mendekat, tersenyum dan bersyukurlah, jangan menangis dan bersedih." Ada jawaban lain yang lebih sederhana? Ya, tulislah. Salam, AIM