Pencerah Hati

KISAH NYATA YANG MENYADARKAN KITA BAHWA KITA TAK LAYAK MERASA SEDIH - 13 Juli 2018 14:43

  • Jumat, 13 Juli 2018 14:43:33
  • Ahmad Imam Mawardi

KISAH NYATA YANG MENYADARKAN KITA BAHWA KITA TAK LAYAK MERASA SEDIH

Seorang lelaki menghabiskan hari-harinya dengan tangisan saat dokter spesialis menyatakan bahwa sebelah kakinya harus diamputasi (dipotong) karena infeksi diabetik yang cukup parah. Tak ada dalam bayangannya bahwa dirinya harus kehilangan sebelah kakinya. Namun jika tak dipotong maka penyakit akan semakin mengganas menjalar ke bagian lainnya. Tangisan tentu tak menjadi solusi, walau bagi sebagian orang tangisan itu meringankan beban.

Di bagian akhir keputusasaannya, dia pergi ke dokter yang lain untuk mendapatkan pandangan alternatif (second opinion). Dokter ini menyampaikan berita gembira bahwa insyaAllah dengan kuasa Allah penyakitnya bisa diatasi tanpa resiko kehilangan sebelah kakinya. Tentu saja dengan beberapa syarat.

Kisahnya masih panjang, namun marilah kita dengar komentar pasien ini saat mendengar ada cara penyembuhan tanpa potong kaki. Dia bersujud syukur sambil berkata: "Alhamdulillah, inilah saat paling bahagia bagi saya dalam hidup saya." Saat paling bahagia itu ternyata tak harus saat mendapatkan uang, jabatan, atau bentuk rizki materi lainnya. Sehat merupakan anugerah besar yang wajib kita syukuri.

Tiga poin kita dapatkan dari kisah ini: pertama, mendapat kabar bahagia adalah sebuah kebahagiaan, karenanya belilah kabar bahagia jangan kabar menyedihkan; kedua, sehatnya badan adalah karunia besar. Tak apa tak dapat lainnya, yang penting hidup sehat dalam iman; ketiga, terbebas dari ancaman dan tekanan batin adalah menenangkan hati.

Semoga semua sehat dan bahagia. Bersyukurlah selama masih bisa bernafas lega. Pasrahkan semuanya kepada Allah. InsyaAllah tenang. Salam, AIM