Pencerah Hati

KITA, RUMAH KITA DAN VISRUS CORONA DI SEKITAR KITA - 01 April 2020 10:07

  • Rabu, 01 April 2020 10:07:18
  • Ahmad Imam Mawardi

KITA, RUMAH KITA DAN VISRUS CORONA DI SEKITAR KITA

Saya mulai tulisan ini dengan kalimat bijak para ulama dan hukama: “Kenikmatan yang melupakan, melalaikan dan menjauhkan kita kepada Allah adalah musibah yang hakiki dalam wujud yang jarang kita kenali. Sementara musibah yang menjadikan kita ingat, kembali serta mendekat kepada Allah adalah anugerah rizki yang hakiki dalam wajah lain yang sangat jarang kita kenali.” Kalau kita menggunakan definisi tersebut, maka kita tak akan pernah bersombong atas kenikmatan duniawi yang kita miliki dan tak akan bersusah hati saat musibah dunia mendera menimpa hitup kita. Semuanya disikapi biasa-biasa saja sebagai ujian terbaik Allah untuk mengetahui respon atau jawaban terbaik kita.

Virus Corona yang menyebar dan mewabah kali ini bisa jadi adalah salah satu cara jitu Allah mengistirahatkan kita dari berburu dunia tanpa kenal lelah dan tanpa tahu waktu. Viris Corona ini juga mungkin salah satu cara Allah untuk menghabus egoisme kita yang selama ini cenderung menuhankan diri atau menuhankan manusia untuk kemudian kembali menuhankan Allah. Virus Corona ini bisa jadi juga cara Allah untuk memperhatikan keluarga kita yang selama ini kita lupakan demi mengejar makhluk bernama uang dan harta benda lainnya. Virus Corona kali ini bisa jadi juga sebagai cara terbaik Allah untuk menghentikan mulut kita yang setiap waktu berdzikir nama makhluk dan melupakan nama Khaliq, Sang Pencipta. Virus Corona kali ini mungkin juga merupakan pelajaran indah bagi kita agar tak mendekati tempat-tempat kotor, berakrab ria dengan orang-orang tak bersih dan hidup dengan cara hidup seramnpangan.

Namun, apakah semua orang bisa berpikir sama sejalan dengan logika di atas? Mereka yang hatinya bersih pastilah berkeyakinan bahwa semua yang Allah cipta dan tentukan adalah mengandung hikmah atau pelajaran bagi manusia. Orang yang bersih hatinya akan senantiasa semakin dekat dengan Allah, menangis memohon ampunan dan ridlaNYa. Namun, orang yang hatinya kotor, pastilah hatinya dipenuhi dengan kegelisahan, dan sesekali mempertanyakan apa kemauan Allah dengan virus Corona ini. Lebih dari itu, orang yang hatinya tertutup bahkan dengan sombongnya menyatakan bahwa dirinya tak percaya dan tak akan percaya lagi kepada Tuhan yang mengirimkan virus. Kami berlindung kepada Allah dari tauhid yang buruk dan akhir hidup yang jelek.

Lalu, apakah yang harus kita lakukan sebegai respon kita akan wabah virus ini? Mari kita renungkan QS Al-An’am ayat 42-44 berikut ini:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.

فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَٰكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

Adanya derita, kesengsaraan, musibah, termasuk wabah virus Corona kali ini adalah agar kita semakin rajin bermohon kepada Allah, agar kita senantiasa tunduk patuh kepadaNYa. Rupanya, virus Corona ini benar merupakan pelajaran dan pendidikan bagi kita untuk kembali kepadaNYa. Selama ini, siang malam kita sibuk mengejar rizkiNya, namun kita melupakan Dia Yang memberikan rizki kepada kita. Selama ini kita sombong dan congkak merasa bisa mengatur semuanya. Kini, kita dipaksa kita menyadari bahwa kita adalah lemah tanpa pertolongan dan perlindungan dariNya. Kami memohon ampun kepadamu Ya Allah, ampuni kami, bimbing kami dan lindungi kami.

Apakah semua manusia merespon positif seperti uraian tersebut di atas? Ternyata tidak. Firman Allah di atas tegas menjelaskan bahwa ada banyak manusia yang bebal, bodoh dan tetap bersikukuh melupakan Allah dengan hanya mengandalkan kemampuan dirinya saja. Sukseskah mereka? Bisa jadi dengan kemampuan akal dan tenaganya mereka bisa mengusir wabah, namun ketika Allah tetap dilupakan dan disingkirkan dari kehidupannya, maka Allah akan berikan mereka berbagai kenikmatan, Allah sekalian membuka berbagai pintu kesenangan kepada mereka. Namun di ujung kisahnya, mereka hancur berkeping-keping tanpa menduga dan menyangka sebelumnya.

Sahabat dan saudaraku, tak ada jalan lain dalam menghadapi virus ini selain kita harus semakin dekat dengan Allah, memohon kepadaNYa, memasrahkan hidup kepadaNYa. Secara dzahir, teruslah kita berusaha menjauh dari virus ini, sementara secara batin marilah kita semakin mendekat kepada Allah dengan berbagai amal perbuatan yang disukai Allah dan Rasulullah. Kita tidak tahu sampai kapan ruh kita akan menetap dalam jasad kita ini, kitapun tidak tahu untuk siapa nantinya semua yang kita miliki saat ini.

Alangkah indahnya kalau semuanya kita persembahkan kepada Allah SWT. Bukankah dalam setiap awal shalat kita kita berdeklarasi bahwa shalat dan ibadah kita, hidup dan mati kita adalah untuk Allah Penguasa seluruh alam? Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya