MARI KITA BELAJAR MENGENALI ZAMAN KITA
Coba kita lihat dengan teliti perilaku orang-orang di sekeliling kita. Cobalah kita baca berita dan cerita kehidupan manusia jaman kini yang tersebar di berbagai media. Lalu, cobalah rangkai kesimpulan bagaimana sesungguhnya gaya hidup dan pola tingkah kebanyakan manusia kini.
Ternyata, saat ini kita hidup di jaman di mana manusia mengklaim dirinya sebagai pemilik satu-satunya kebenaran sementara orang-orang selainnya dianggap sebagai orang-orang salah. Lihatlah fakta bertebarannya kata salah yang dialamatkan kepada orang lain tanpa menyadari bahwa setiap yang berproses di kepala manusia itu bersifat RELATIF.
Ternyata, saat ini kita hidup di jaman dimana manusia mengangkat dirinya sendiri sebagai satu-satunya orang mulia sementara orang lain dianggapnya sebagai hina. Lihatlah fakta betapa banyak bibir yang mencibir, mulut yang menghina dan mata yang memandang hanya sebelah mata. Tak disadari bahwa dunia bisa berubah, yang hina itu bisa menjadi mulia dan yang mulia bisa menjadi hina. Lebih dari itu, hina dan mulia itu hakikatnya hanya Allah yang tahu.
Ternyata, saat ini kita hidup di jaman di mana manusia banyak menyatakan dirinya sebagai satu-satunya orang kaya yang dermawan sementara orang lain dianggapnya sebagai orang bakhil dan peminta. Lihatlah fakta kehidupan dimana harta dipamerkan dan pemberian diiklankan. Padahal, di luar dugaan dan kebiasaannya, ada banyak orang yang mempersembahkan hidupnya semuanya untuk kebahagiaan hamba Allah tanpa pemberitaan.
Ternyata, saat ini kita hidup di jaman di mana bayak orang yang mengklaim hanya dirinya yang jujur dan yang lain itu bohong, hanya dirinya yang pandai dan yang lain itu bodoh, hanya dirinya yang kuat sementara orang lain itu lemah, hanya dirinya yang berhak berkuasa sementara yang lain harus celaka.
Sebenarnya, apa yang salah dengan jaman ini? Kepada siapakah kita harus belajar hakikat kehidupan dan cara hidup yang wajar? Apa yang harus dilakukan agar jaman kita ini mampu menjadi wadah damai, bahagia dan sejahtera? Mari kita mencari jawaban. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya