MASIH SAJA ADA ORANG YANG MEMPERTANYAKAN KEBERADAAN TUHAN
Saya kecewa sekali dengan buku karya Armin Navabi yang berjudul "Why There Is No God: Simple Responses to 20 Common Arguments for the Existence of God" ini. Judulnya sangat provokatif: "Mengapa Tidak Ada Tuhan: Jawaban Sederhana Atas 20 Argumen Yang Lazim Disampaikan Tentang Keberadaan Tuhan." Berharap sekali saya bisa memahami jalan pikir orang atheis melalui buku ini. Ternyata, tak ada uraian tegas setegas judulnya.
Menurut penulis, ada beberapa argumen yang biasa dikemukakan oleh mereka yang menyatakan Tuhan itu ada. Antara lain adalah karena teks-teks suci menyatakan itu, tidak ada bukti bahwa Tuhan tidak ada, adanya peristiwa yang diluar nalar dan di luar duga, terta fakta bahwa atheisme ternyata telah banyak melahirkan orang menderita. Harusnya, penulis mengungkap tuntas tanggapan akan hal itu, namun tak bisa dipahami secara jelas.
Bagi kita sebagai orang beriman, keselaluadaan Allah sangat terasa saat batin kita melakukan dialog dengan realitas keseharian kita. Dialog ini disebut dengan iatilah tafakkur dan tadabbur. Tafakkur dan tadabbur adalah istilah khusus dalam studi agama yang memiliki makna lebih dari sekedar berpikur dan merenung. Orang yang tidak pernah tafakkur dan tadabbur sangat sulit merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya.
Kita berada dalam kondisi kebutuhan yang sangat akan tafakkur dan tadabbur ini demi menjadikan hati dan pikiran kita damai bahagia. Berhentilah untuk terlalu sibuk fokus berpikir urusan duniawi kecuali kalau di dalamnya ada nilai dan niat ukhrawi. Mari kita belajar cara tafakkur dan tadabbur yang benar. Kemana kita belajar? Ya, kemana ya?
Para sunan yang masuk dalam Walisongo sering menggunakan gamelan. Ada bunyi standar yang ditafsirkan para pemerhati sebagai cara tafakkur: Nang Ning Nung Gung. Tenangkan pikiran, heningkan suasana, renungkan diri, fokua kepada yang Mahaagung. Salam, AIM