MAT KELOR BERHAJI LAGI (25): EDISI PENIMBANGAN KOPER, MAT KELOR MENANGIS
Akhirnya, tibalah hari penimbangan koper-koper jamaah haji yang akan dibawa pulang. Rata-rata koper mereka beranak cucu, alias bertambah banyak karena belanjaan oleh-oleh yang tak mengenal kata titik. Selalu saja muncul wajah sanak famili dan teman untuk dibawakan oleh-oleh. Kenyataan seperti ini berlaku pula pada Mat Kelor, tapi tidak pada saya yang tiap tahun berangkat.
Istri Mat Kelor menelpon istri saya meminta saya hadir ke kamarnya karena semenjak semalam Mat Kelor menangis. Saya datangi dan menanyakan ada apa. Dia berkata: "Ini baru masalah timbangan koper, sibuk, riuh dan bingungnya luar biasa. Lalu bagaimana lagi dengan hari penimbangan amal kelak di akhirat." Iya, masalah penimbangan koper ini menjadi masalah karena jatah yang boleh dibagasikan terbatas 2×23kg. Sementara faktanya, bawaan mereka rata-rata lebih dari 1 kwintal.
Pesawat tentu tak salah karena semua demi keselamatan dan kenyamanan penumpang. Mereka yang bawaannya banyak, adalah baik jika di-cargo-kan, lebih enteng dan ringan pulangnya. Karena ini pulalah Mat Kelor menangis dan berkata: "Orang kaya itu kalau ingin ringan saat berpulang kepada Allah, harus mengcargokan hartanya semasa hidupnya. Jangan dibawa sendiri, berat. Titip saja melalui zakat dan amal jariyah atau shadaqah, pasti nantinya akan dikembalikan kepada dirinya. Bahkan, akan mendapatkan bonus." Saya geleng kepala kagum akan kesimpulan Mat Kelor.
Saya bertanya kepada Mat Kelor tentang jumlah koper dan barang yang akan dibawa pulang. Dia tak menjawab, cuma tunjukkan teljnjuknya ke pojok kamar. Waduh, ternyata ada 6 karung besar selain dua koper resmi travel. Mau tahu apa isinya? Satu karung berisi boneka anak unta yang bisa bernyanyi. Untuk anak cucu dan para anak yatim yang masih usia TK. Satu karung berisi kurma, kismis, coklat, buah tin dan zaitun serta tasbih kawka. Di Indonesia, ini barang langka, katanya. Satu karung lagi berisi surban, songkok haji, dan "hajar jahannam" serta kadal mesir. Sementara 3 lainnya adalah rahasia dia dan istrinya, katanya.
Melihat saya geleng kepala, Mat Kelor berkata: "Tenang. Semua adalah dari rizki halal. Ini dari hasil penjualan kelor. Nanti, peruntukannya juga untuk hal positif pada orang-orang positif agar nantinya positif umrah dan haji bersama pak kiai." Saya tersenyum dan kemudian keluar dari kamarnya untuk menimbang koper sendiri. InsyaAllah saya tak akan menangis karena sadar koper saya pas-pasan bahkan cenderung ringan karena tak belanja apapun. Salam, AIM