Pencerah Hati

MAT KELOR BERHAJI LAGI (5): LUGUNYA ORANG KAMPUNG YANG IKUT HAJI PLUS - 08 Agustus 2019 13:10

  • Kamis, 08 Agustus 2019 13:10:06
  • Ahmad Imam Mawardi

MAT KELOR BERHAJI LAGI (5): LUGUNYA ORANG KAMPUNG YANG IKUT HAJI PLUS

Peringatan: "Lugu itu bukan aib. Lugu itu adalah potret kejunuran hati untuk tampil apa adanya walau tak senyawa dengan tradisi orang lain." Saya mulai tulisan ini dengan peringatan agar konotasi atau gambaran negatif tak muncul bersama hadirnya tulisan ini. Saya ingin menuliskan kisah Mat Krlor yang lugu saat bertemu orag yang lebih lugu yang berasal dari kampung pedalaman yang lebih kampung dari kampung Mat Kelor.

Mulai di atas pesawat Mat Kelor penasaran pada seorang lelaki kurus berkumis yang juga duduk di kursi bisnis. Sesekali lelaki itu menunduk lalu geleng kepala sambil melihat cara orang lain duduk di pesawat. Namun sering kali lelaki itu duduk bersila gaya desa di atas kursi lebar itu. Sesampainya di hotel Mekah, Mat Kelor bertanya kepadanya: "Bapak asli dari mana dan pekerjaannya apa kok sepertinya ada kemiripan dengan saya?"

Singkat cerita, lelaki itu adalah pekerja di kebun kopi di sebuah pedalaman tanah Sumatera. Beliau saat ini dinaikkan haji plus VIP oleh seorang hamba Allah yang sangat dermawan, saat ini memberangkatkan 7 orang. Persis gaya Mat Kelor tahun kemaren saat haji pertama, lelaki ini selalu memegag kakinya sambil berucap: "Benar kah kau injak tanah Mekah?" Air matanya meleleh haru. Kini Mat Kelor akrab sekali dengan orang ini. Kata Mat Kelor: "Haji itu panggilan, bukan karena banyak uang. Masalahnya adalah masalah TAKDIR." Kini mereka selalu cekikikan berdua sambil melihat cara orang memakai surban.

Mereka berdua semalamlama menghilang tak bersama yang lain. Kami tak khawatir karena Mat Kelor luayan lincah dan banyak akal jika kesasar. Rupanya beliau berdua ke pasar membeli jubah dan surban plus ikat kepala gaya petinggi Arab. Untuk dipakai sesampainya di Indonesia, kata mereka. Mat Kelor langsung memakai jubah itu plua sudban dan asesoris lainnya. Gayanya persis juagan minyak wangi yang paling kaya.

Ssampainya di hotel, Mat Kelor ingin membuat kaget istrinya dengan masuk kamar memakai baju Arab itu. Diketuklah pintu kamar sambil ucap salam gaya Arab dengan suara dari dalam kerongkongan. Mat Kelor kini berkaca mata hitam: "Assalamu'alaikum, apa 'ini bethul qamar Math Qelur?" Gaya dan intonasinya meniru orang Arab. Isterj Mat Kelor histeris ketakutan lalu menagmbil Hapenya menelpon anaknya yang di Madura: "Nak, celaka nak. Bapaku sejak memakai pakaian orang Arab lalu jadi pelupa, lupa kamarnya dan lupa sama ibu sebagai istrinya." Mat Kelor tertawa, sayapun tertawa. Maaf kalau Anda belum bisa tertawa. Salam, AIM