MAT KELOR BERHAJI LAGI (8): SETAN MEMPERKOSA ANAK SETAN
Saat pagi menjelang wukuf di Arafah, kami berbincang-bincang di tenda tentang fadlilah Arafah. Saya sampaikan banyak hadits tentang banyak dan luasnya pengampunan dosa oleh Allah bahkan pembebasan hamba oleh Allah dari api neraka. Saya sampaikan kisah dialog antara Ibnu Mubarak dan Sufyan al-Tsawri tentang betapa jeleknya hamba yang wukuf di Arafah yang masih menyangka dosanya tidak diampuni.
"Saking begitu banyaknya pengampunan dosa di hari Arafah," lanjut saya, "sampai-sampai iblis merasa dosanya juga akan diampuni." Saya sampaikan apa yang saya baca dari kitab. Mat Kelor girang bukan main, senang dan tersenyum seakan memiliki harapan besar untuk selamat dari api neraka. Lalu sia tertawa terbahak-bahak sambil bertanya: "Apakah setan yang sudah terkutuk itu keterkutukannya bertingkat-tingkat?"
Pertanyaannya biasa tapi lumayan sulit untuk dijawab, bukan? Saya biarkan dia sampai tertawanya reda, sambil berpikir apakah derajat setan berbeda-beda seperti derajat manusia juga berbeda-beda. Ada manusia yang sangat baik, baik, cukup baik, jahat, cukup jahat dan sangat jahat. Saya tersenyum kecil sambil bertanya kepada Mat Kelor mengapa tertawanya tak berhenti? Dia malah bertanya lagi: "Apakah ada kasus setan memperkosa anak setan sehingga dia dihukumi sebagai setan paling durjana?"
Untuk menghentikan tawa Mat Kelor saya berkata kepadanya bahwa setan paling senang kalau ada yang mentertawakan setan sampai lupa bahwa di dalam dirinya sudah ada setan, maka setan juga mentertawakan dirinya. Mat Kelor lalu beristighfar dan terus beristighfar. Kami pun bersama berdoa: "Ya Rabb, terimakasih engkau berikan kesempatan kepada kami wukuf di Arafah ini, berikan kesempatan yang sama kepada semua fans Mat Kelor."
Sahabat dan saudaraku, yang tak sempat wukuf di Arofah, yakinkan wukuf di batasan-batasan hukum Allah. Waduh, maaf lupa menjawab status dan hukum setan memperkosa anak setan. Kapan-kapan kalau diperlukan. Salam, AIM@Muzdalifah