MENELADANI ORANG-ORANG PILIHAN DALAM SEJARAH
Para pelajar hukum Islam bisa dipastikan mengenal dua tokoh yang akan saya kisahkan bahagian kecil kehidupannya. Beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Syafi'i. Ahmad bin Hanbal lahir 20 Rabiul awal 164 H (27 November 780) - wafat 12 Rabiul Awal 241 H (4 Agustus 855). Sementara itu, Imam Syafi'i lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M dan wafat di Fusthat, Mesir, 204 H/819 M.
Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid sekaligus sahabat dari Imam Syafi'i. Imam Syafi'i sangat menghormati Imam Ahmad yang alim itu dan pernah tabarrukan (berharap berkah) Imam Ahmad. Sungguh persahabatan keduanya begitu tulus tanpa ada persaingan tak sehat, iri hati dan dengki. Namun, bukan ini yang menjadi fokus kisah saya hari ini.
Adalah Ibnul Jawzi yang berkisah dalam kitab "Shaydul Khathir" bahwa Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata kepada putera Imam Syafi'i:
"أبوك من الستة الذين أدعو لهم كل ليلة وقت السَحر".
(Bapakmu adalah termasuk enam orang yang aku doakan setiap malam di waktu tengah malam)
Begitu bahagianya Imam Syafi' memiliki murid dan sahabat shalih Imam Ahmad. Kita, satu kali saja didoakan oleh seorang shalih, sudah sangat bahagia dan menjadi kisah ibdah sepanjang hidup. Lalu bagaimana dengan Imam Syafi'i yang didoakan setiap malam?
Ingin semujur Imam Syafi'i yang didoakan Imam Ahmad? Lakukanlah apa yang dilakukan oleh Imam Syafi'i kepada Imam Ahmad, yakni penghormatan dan cinta kasih yang tulus sebagai sahabat. Jangan pernah kotori persahabatan kita dengan pengkhianatan dan permusuhan yang disembunyikan di balik senyuman palsu. Waktu sungguh akan berbicara apa dan bagaimana sesungguhnya.
Semoga Allah lunakkan hati kebanyakan hambaNya untuk mendoakan kebaikan pada kita sebagaimana Allah lunakkan hati Imam Ahmad mendoakan Imam Syafi'i. Demikian kisah Ahmad Imam Mawardi yang sangat berharap doa kebaikan dari para pembaca. Salam, AIM