Pencerah Hati

MENGAKALI KEKECEWAAN AGAR MENJADI KEBAHAGIAAN - 04 Desember 2017 20:17

  • Senin, 04 Desember 2017 20:17:15
  • Ahmad Imam Mawardi

MENGAKALI KEKECEWAAN AGAR MENJADI KEBAHAGIAAN

Ada seorang miskin yang sedang kehausan dalam puasanya. Tertarik dia untuk membeli jeruk yang menurutnya kelihatan segar menyegarkan dan mampu menghapus haus dengan rasanya yang khas pada saat buka puasanya. Uangnya cukup untuk membeli 3 buah jeruk, dibawanya pulang sambil tersenyum menunggu saat buka puasa tiba.

Cuaca menjelang buka rupanya menggelap karena langit tertutup rapat oleh awan yang sepertinya memberikan sinyak hujan kan tiba. Dinyalakanlah lampu rumah si miskin dan duduklah dia di meja kamarnya bersandingkan pisau untuk mengupas jeruk itu sambil bergumam: "asyik benar jeruk ini."

Ketika adzan berkumandang, dikupaslah jeruk itu. Jeruk pertama dikupas, ada kecewa di wajahnya karena isi dan serat jeruk tak seperti tampakan luarnya. Bagian dalamnya pucat dan tak layak disebut segar. Rasanyapun ternyata kecut, tak seperti yang harap. Dikupasnyalah jeruk kedua, diapun tambah kecewa karena kenyataannya lebih parah dari pada jeruk pertama. Sedih, kecewa, dan marah menyatu di saat berbuka itu. Harga tak sesuai dengan barang.

Namun si miskin ini cukup cerdas mengakali rasa itu. Dimatikanlah lampu penerang dan ruangan itupun menjadi gelap. Lalu dikupasnyalah jeruk ketiga tanpa mengetahui wujud aslinya. Diapun berbaik sangka bahwa jeruk ketiga pasti berbeda dengan yang pertama dan kedua. Dirasakanlah jeruk itu dengan membayangkan yang manis dan indah. Si miskinpun bersyukur bisa menikmati jeruk ketiga itu. Buka puasanyapun menjadi indah.

Kadang, tidak tahunya kita akan apa yang terjadi menjadikan kita lebih bahagia dibandingkan dengan ketahuan kita. Tak usahlah tahu semuanya, berbaik sangkalah dan bayangkan yang terbaik dan terindah agar selalu bisa bersyukur dan optimis. Salam, AIM