MENGGUGAT TRADISI TANPA PENGETAHUAN
Agak menggejala di dunia media sosial gerakan menggugat tradisi yang sudah tertanam dalam kehidupan masyarakat. Gugatan itu diniatkan untuk meruntuhkan sebuah tradisi untuk digantikan dengan tradisi baru. Yang menjadi tak bagus adalah saat pelaku tradisi tak tahu asal muasal tradisi itu dan penggugat tradisi itu tak paham secara utuh tentang tradisi itu.
Contohnya adalah khatib jum'at hari kemaren yang menggugat tradisi menghidupkan malam nishf sya'ban dengan ibadah. Sang khatib dengan penuh semangat setengah berteriak memutlakkan keharaman shalat sunnat khusus pada malam tengah bulan Sya'ban itu. Dia berkata: "Tidak ada ulama salaf satupun yang menetapkan bolehnya mengkhususkan malam nishf sya'ban dengan ibadah."
Jamaah, terutama yang terbiasa dengan tradisi amaliyah sya'ban, kebingungan dengan pernyataan itu. Kebingungan itu adalah karena mereka memang tak tahu landasan tradisi itu. Pertanyaan pun diajukan kepada orang yang dianggap lebih tahu.
Ada jawaban menarik dari santri sebuah pondok pesantren yang benar-benar "memukul KO" khatib tadi. Jawabannya begini: "Pak khatib, jangan memutlakkan sesuatu yang Anda sendiri tidak tahu secara mutlak. Itu hanya akan menunjukkan bahwa Anda bodoh secara mutlak. Ini menjadi penyakit serius para ustadz yang sering berfatwa di medsos pada zaman ini. Belum lancar baca dalil, tidak banyak baca literatur, bahkan tak bisa baca kitab kuning, sudah buka forum tanya jawab. Naif sekali. Pak khatib, mengapa Anda tidak baca pendapat Ibnu Taimiyah yang Anda kagumi itu. Ibnu Taimiyah berkata:
" وقد كان بعض السلف يخص ليلة النصف من شعبان بالصلاة"
(Dan sungguh sebagian ulama salaf itu ada yang mengkhususka malam nishfu sya'ban dengan ibadah shalat)
Pak khatib, Anda bohong atau Anda tak tahu tapi ngomong. Dua-duanya tak elok."
Nah, ada pelajaran berharga di sini. Pertama, biar tidak bingung dalam melakukan sebuah tradisi, pelajari asal usulnya dan dalil-dalilnya. Kedua, kalau ilmu masih terbatas, jangan suka menghakimi orang lain. Belajarlah terus. Semangat beragama yang tidak disertai pengetahuan agama yang bagus sangat rentan memecah belah persatuan. Salam, AIM