MENGINGAT NASEHAT SANG GURU
Di suatu malam,, saya dipanggil oleh guru untuk menghadap. Biasanya ada hal penting yang akan disampaikan. Tak ada orangblain malam itu karena semua pintu terkunci dan tinggal kami berdua. Beliau tak langsung bicara, melainkan terus diam menatap langit-langit rumahnya. Saya juga diam dalam penantian dawuh. Ada sekitar 1 jam kami berdua falam diam. Lalu beliau berkata sebagai berikut.
"Kalau kamu tahu apa yang Allah akan kasihkan di balik musibah, maka kamu akan mencintai musibah, bersyukur atas adanya musibah." Hati saya terasa plong sekali. Kok ya pas dawuh itu dengan apa yang saya pikirkan, kesedihan karena ada musibah yang tak diduga.
Beliau diam lagi, hampir sekitar 30 menit. Beliau melanjutkan dawuh: "Kalau ada yang menyakitimu, tak usah kamu lawan. Rugi. Nanti Allah yang akan mengirimkan tentaraNya untuk melawan dia. Tugasmu adalah sabar dan terus mendekat kepada Allah."
"Ini menjelang Ramadlan. Waktu istimewa. Gunakan sebaik mungkin. Lakukan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Lihat bagaimana Allah membalas kesetiaanmu dan kelomananmu pada agama."
Saya masih menunggu lanjutannya. Tiba-tiba saya disuruh pulang. Saya pulang dengan diberikan satu lembar kertas untuk diamalkan selama bulan Ramadlan. Salam, A. I. Mawardi