Pencerah Hati

PELAJARAN BERHARGA EMAS SATU GUNUNG - 15 Mei 2021 17:34

  • Sabtu, 15 Mei 2021 17:34:44
  • Ahmad Imam Mawardi

PELAJARAN BERHARGA EMAS SATU GUNUNG

Kala banyak orang sedang sibuk dengan urusan lebaran, saya bersyukur diajak sang guru keliling kebun dan persawahan untuk lebih mengenal realitas hidup masyarakat. Di tengah sebagian orang menghabiskan simpanannya setahun untuk bermewah-mewahan di hari lebaran, ada sebagian lain yang terus membanting tulang bekerja menyambung hidup.

Di pinggir sebuah kebun, terlihat sepasang sepatu tergeletak tanpa ketahuan siapa pemiliknya. Kami menduga bahwa pemiliknya sedang sibuk di tengah kebun. Ada yang sambil guyon usul bagaimana jika sepatu itu disembunyikan saja dulu biar pemiliknya bingung mrncarinya nanti. Niatnya sebenarnya guyon. Guru menoleh dan berkata: "Jangan. Jangan biasa melakukan test kebingungan dan kesedihan, sebaiknya test kebahagiaan saja."

Sang guru menyarankan agar kami meletakkan beberapa lembar uang di sepatu itu, seikhlas kami. Nanti lihat bersama bagaimana respon atau reaksi pemilik sepatu itu. Kami setuju. Terkumpul kira-kira 450 ribu rupiah. Sebagian dimasukkan ke sepatu sebelah kanan, sebagian ke sepatu sebelah kiri. Kami pun kemudian menjauh sambil terus memantau test kebahagiaan ini.

Tukang kebun kembali ke sepatunya. Terlihat wajahnya lelah dan letih sekali. Saat akan memasang sepatunya, dia kaget dengan adanya uang itu. Dihitungnya berkali-kali. Dia usap-usap matanya untuk meyakinkan bahwa ini bukan mimpi. Dia menangis sambil berkata: "Ya Allah, terimakasih Ya Allah. Engkau Mahatahu istri saya sakit dan anak-anak saya lapar. Hari ini Engkau berikan rizki yang tak terduga." Dia sujud syukur lama sekali sambil sesenggukan bahagia.

Kami tak kuasa mrnahan tetes air mata haru dan bahagia sekali. Kami ikut senang dan bahagia sekali, ingin sekali menambahkan jumlah prmbetian kami. Sang guru berkata: "Anakku, inilah bukti bahwa memberi itu jauh lebih nikmat dan membahagiakan dibandingkan menerima." Sang guru kemudian memberikan secarik kertas bertuliskan Arab. Sepertinya sudah kuno dan lapuk sekali. Beliau berkata: "Baca dan amalkan ini, ini dari guruku, kemanapun engkau pergi pasti akan bertemu bahagia." Alhamdulillaah. Salam, A. Imam Mawardi