Sisi Lain Hubungan Kerja dan Rizki Harta
Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk meremehkan makna kerja keras, pun bukan untuk merendahkan fungsi pendidikan. Bekerja dan belajar adalah salah satu perintah agama. Namun bahwa bekerja dan belajar itu memiliki hubungan linier yang pasti dengan kuantitas rizki harta yang akan diperoleh adalah tidak dinyatakan agama. Bekerja dan belajar adalah demi keberkahan hidup.
Ada orang yang bekerja keras rajin sekali dan sukses mendapatkan harta banyak sekali. Ada juga yang rajin bekerja keras namun tak mendapatkan seperti orang yang disebut di atas. Meski demikian, orang kedua ini tetap layak diapresiasi dan dikasihani, tidak seperti orang malas yang nasibnya malang. Yang menarik, ternyata ada yang bekerjanya tak begitu keras namun ibadahnya luar biasa istiqamah justru mendapatkan kehodupan duniawi yang istimewa.
Di Bandung, dekat tempat kami makan malam semalam, ada sebuah rumah di atas bukit yang indah dan mewah sekali milik pekerja keras yang tinggal di Jakarta dan hanya pulang satu tahun sekali saat malam tahun baru berkumpul demgan keluarga besarnya di rumah mewah itu. Siapa yang tidak berdecak kagum dengan rumah itu dan siapa yang tak ingin tinggal di situ?
Saya mendengar kisah ini menunggu dengan sabar kelanjutan kisah, persis seperti anak TK yang menikmati kisah cinderella yang melegenda itu. Ternyata, setahun penuh minus malam tahun baru rumah mewah itu dihuni oleh sepasang suami istri yang digaji si pekerja keras untuk menjaga dan merawat rumah itu. Takdir yang bagus untuk suami istri itu, bukan?
Ada orang yang memiliki tapi takenikmati, ada yang menikmati namun tak memiliki. Anda pilih yang mana? Memgapa suami isteri itu bernasib mujur? Tentu saja ada sebab. Lakukan sebab, datanglah akibat. Salam, AIM@Bandara Husein Sastranegara Bandung_ to Surabaya