Pagi ini saya diundang coffee morning oleh salah seorang direktur HRD sebuah perusahaan perkapalan dengan tujuan memperbincangkan problematika pekerja perusahaan yang ditanganinya sekaligus meng-arrange acara training bertemakan "toward global competitive company: being active and creative workers" untuk para pekerja. Saya diminta menjadi salah satu trainer di acara ini.
Dunia pekerja adalah dunia dengan setumpuk persoalan. Dari dulu hingga kini, persoalan pekerja adalah persoalan yang terus berlanjut sealiran dengan persoalan tabiat dan karakter seseorang. Ada pekerja yang taat sekali pada aturan setaat dirinya pada hukum halal dan haram yang ditentukan agamanya. Ada pekerja yang suka sekali melanggar aturan kerja perusahaan sesuka dia melanggar aturan Tuhannya.
Kalau kita membaca buku psikologi manajemen kita juga akan dapati tipe pekerja yang banyak bicara tapi sedikit bekerja. Biasanya kerjaannya adalah rajin usul dan mengemukakan pendapat tapi tak pernah bekerja dan melaksanakan pendapatnya sendiri. Ada pula pekerja pendiam, sedikit bicara tapi aktif bekerja. Dan ada pula yang diam-diam suka bicara dan sulit diajak bekerja. Nah, yang terakhir ini adalah the real trouble maker, pembuat gaduh atau pencipta masalah.
Perbincangan pagi ini diakhiri dengan pertanyaan menukik pada diri saya: "Bapak sebenarnya lulusan mana dan jurusan apa kok bisa bicara tentang HRD, motivasi kerja, blue ocean strategy untuk pengembangab ekonomi perusahaan dan tata kerja "good to be great" perusahaan?"
Saya terdiam sejenak dan saya jawab jujur bahwa saya adalah sarjana hukum Islam, tepatnya adalah teori dan filsafat hukum Islam. Namun, Allah anugerahkan kepada saya rasa suka dan cinta saya pada dunia psikologi, termasuk psikologi manajemen dan perusahaan sejak tahun 1996, saat saya kuliah di McGill Univeristy Canada dulu. Sejak tahun 2000 sampai kini saya sudah aktif menjadi trainer di beberapa perusahaan dan BUMN. Ciri khas yang saya bawa adalah dengan mengintegrasikan nilai ag