Guru hati saya, Syekh Muhyiddin yang lama menghilang dan hidup di hutan itu, suatu hari berkata kepada semua muridnya:
“Manusia yang bijak mengetahui bahwa adalah penting untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri, sedangkan bagi manusia yang tidak bijak adalah lebih penting untuk mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Manusia yang memiliki keteguhan iman mengetahui bahwa adalah penting untuk membersihkan hati mereka, sedangkan mereka yang imannya labil mencoba mencari-cari kekurangan pada hati dan ibadah orang lain. Hal ini menjadi kebiasaan di dalam hidup mereka. Tetapi mereka yang beribadah kepada Allah dengan keimanan, ketetapan hati, dan keyakinan mengetahui bahwa apa yang paling penting di dalam hidup adalah menyerahkan hati mereka kepada Allah.”
Sangatlah penting untuk fokus membersihkan hati dan mengkosongkannya dari berbagai kotoran serta menghiasinya dengan kebaikan. Lalu keluarlah dengan segala ke'aku'an serta biarkanlah Sang Kekasih masuk ke dalam hati itu dan memperlihatkan segala keindahan dan segala rahasia yang tak pernah terlihat oleh mereka yang masih mengandalkan ke'aku'annya.
Mengkosongkan hati dari selainNya adalah makna hakiki dari sebuah keikhlasan, ketulusan dan kemurnian pengabdian seorang hamba. Nabi tak akan berpangkat menjadi nabi tanpa keikhlasan, hamba tak disebut hamba tanpa ketulusan dalam menghamba, ahli ibadah tak disebu ahli ibadah tanpa ada ketulusan.
Menjadi ikhlas adalah jalan lurus menuju kemuliaan, kebahagiaan dan keselamatan. Enam hal yang harus dilakukan untuk mendidik diri menjadi pribadi yang ikhlas. Semuanya insyaAllah akan disampaikan dalam Kajian Rutin Sabtu Sore hari ini di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. Salam, AIM, Pengasuh