Pencerah Hati

Pencerah Hati 27 Februari 2016 17:00

  • Sabtu, 27 Februari 2016 17:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Setelah acara seminar parenting tadi pagi, senang sekali saya bisa hadir di acara motivation building PT. Adiluhung SaranaSegara Indonesia, sebuah perusahaan perkapalan. Permintaan panitia adalah menyampaikan motivasi kerja dengan pendekatan al-Qur'an dan sejarah pekerja pada masa Islam awal. Rupanya direktur-direkturnya memang orang yang taat beragama. Senyumnya saja mirip bulan sabit terlentang.

Yang ingin saya share saat ini adalah kisah Pak Amrullah, direktur Sumber Daya Manusia. Direktur yang satu ini lugu sekali, tampak jelas keluguannya dari cara menatap dan bersalaman. (Ini adalah ilmu rahasia yang bisa saya share hanya pada saat bulan purnama, maaf saat ini belum waktunya) Ternyata, karir beliau itu dimulai dari karis sebagai tukang sobek karcis di pelabuhan perak. Dijalaninya hidup dengan lugunya, membantu banyak orang walau tak diberi imbalan apapun.

Keluguan dan kebaikannya sampai juga ke telinga atasan, atasan yang telinganya tak hanya dua melainkan tiga, dua telinga biasa dan satu telinga hati. Atasan ini mendengar dengan hatinya dan akhirnya menyekolahkannya sampai menjadi sarjana. Selepas jadi sarjana, tak kiralah dia tetap menjadi tukang sobek karcis, melainkan menjadi tukang sobek kuitansi, alias staff ahli keuangan. Saat ini posisinya naik menjadi direktur SDM itu.

Hikmah yang bisa saya ambil sebagai pelajaran adalah bahwa tak akan pernah membiarkan orang baik terpuruk dalam derita. Ada 1001 cara bahhkan lebih yang bisa menjadi jalan perubahan sejarah hidup. Dalam ceramah motivasi saya, saya sampaikan kepada pekerja kisah tentang almarhum bapak Houtman Zainal Arifin, seorang pedang asongan yang mengakhiri jabatannya sebagai Vice President sebuah bank terkenal yang pusatnya di USA.

Masihkah Anda ragu untuk meniti jalan menuju sukses. Tuhan kita sama-sama Satu, sehari semalam sama-sama 24 jam, air dan makananya sama-sama hasil bumi Indonesia, udara yang dihirup juga dari wilayah yang sama. Apa alasan yang bisa membenarkan kegagalan kita? Kita bisa sharing lengkap di ppondok kita sore ini. Salam, AIM@otw_pt adiluhung_ponpes Alif Laam Miim