PENDAMAI JIWA PENENANG HATI
Ada banyak orang yang menghabiskan liburan panjangnya dengan keliling ke tempat-tempat indah. Jalanan ke luar kota padat sekali gerbang tol macet sekali dan obyek wisata ramai sekali. Mendamaikan jiwa dan menenangkan, hati kata mereka. Penat kerja biar terobati, kata sebagian lagi.
Ada sebagian yang menghabiskan hari-harinya di rumah saja. Tidur sepuasnya atau makan sepuas-puasnya sambil nonton TV sepuas-puasnya. Dan ada juga yang tetap kerja atau tstap bertugas di hari libur panjang ini. Saya, masuk bagian terakhir ini, tetap "mengukur jalanan" menuju tempat dakwah. Bagaimana dengan saudara dan sahabatku?
Apapun yang dilakukan, doa saya adalah semoga semuanya bahagia, damai dan tenteram dengan pilihan agendanya masing-masing. Tapi, cobalah sejenak kita renungkan kalimat indah sang pujangga: "Hal terindah seringkali tak bisa dilihat dan disentuh, ia hanya bisa dirasa dengan hati."
Perhatikan orang yang memejamkan mata saat menikmati harumnya bunga, membayangkan memori indah masa lalu, dan menikmati kebersamaan terindah. Mengapa mereka pejamkan mata? Karena hatilah yang merasa.
Perhatian, jangan pejamkan mata terus ya. Nanti maknanya bisa berbeda. Salam, AIM