PENDIDIKAN SEMAKIN MURAH APA SEMAKIN MAHAL?
Kini para manusia dipaksa mengenal dunia digital. Hampir semua pegiat pendidikan dan peserta pendidikan mengenal apa yang disebut dengan belajar online, menggunakan zoom, wa, google dan lain sebagainya. Gratisan apa dengan membayar?
Sudah beberapa tahun terakhir ini kita "dimanjakan" dengan pendidikan murah. Ada dana bos, bantuan ini itu, gratis spp dan bahkan bantuan-bantuan lainnya. Para orang tua banyak yang senang dan semakin semangat untuk membuat anak lagi, karena bantuan pendidikan itu di beberapa tempat digunakan para orang tua untuk membeli parabola, sepeda motor dan keperluan hidup lainnya. Aneh? Tidak juga, sudah jamak di negeri ini.
Rupanya Allah berkehendak lain, proses pendidikan itu harus berbiaya. Dalam kitab TA'LIM AL-MUTAALLIM yang terkenal itu disebutkan enam syarat untuk menggapai ilmu manfaat dan barakah. Salah satunya adalah bekal dana sebagai biaya proses pendidikan. Kini kita dipaksa untuk membeli kuota net yang sangat besar juga biayanya. Menariknya adalah tak begitu terdengar keluhan orang tua pada para penyedia (baca penjual) pulsa net. Sementara jika sebuah lembaga pendidikan meminta sumbangan atau iuran murah untuk pendidikan anaknya ternyata banyak yang protes. Bahkan mengancam lembaga untuk memindahkan pendidikan anaknya ke lembaga lain. Mengapa para orang tua itu tidak fair ya?
Nah, kini saya sampaikan selamat datang di dunia digital. Manusia-manusia yang senang pamer hape dan kecanggihan alat komunikasinya tak boleh protes akan biaya yang harus dikeluarkan. Ternyata pendidikan kita saat ini menjadi semakin mahal ya. Maukah kembali ke model lama yang tradisonal? Banyak yang takut disebut orang kolot. Tetapi saya pribadi masih lebih suka membaca kitab cetakan asli ketimbang yang online lebih suka bertatap muma langsung dengan guru saya ketimbang hanya melihatnya di layar. Mengapa? Ada banyak alasannya. Salam, AIM