PENIKMAT DUNIA MALAM YANG PALING SEDIH
Tersebutlah di sebuah kota besar, seorang perempuan penikmat dunia malam. Bukan karena dia bekerja pada waktu malam hari, melainkan karena mengisi malam dengan perbuatan yang tak disuka Allah, yang dilarang agama. Sudah banyak yang memperingatkannya bahwa jalan bahagia satu-satunya adalah dengan mengikuti petunjuk Allah dan risalah Rasulullah. Namun semua nasehat ditolaknya. Gemerlap lampu, gerak goyang tubuh dan dentuman musik telah menutupi telinganya untuk mendengar ayat-ayat Allah.
Sambil ngakak-ngakak dengan teman-temannya dia berkata: "Tak mengapa aku di neraka kelak, yang penting aku tetap dengan kalian. Kita kompak selalu dunia akhirat." Kembali dia dan teman-temannya ngakak melucu dan melecehkan agama. Ternyata di malam itu dia mati, menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan mabuk. Rupanya, saraf-sarafnya kaku dan ada pembuluh darahnya yang pecah. Maut sering kali datang tanpa ada yang menduga.
Menurut sang pengkisah, kiamat tiba dan semua manusia mendapatkan balasan yang setimpal, masuklah ke destinasi akhir masing-masing. Sang wanita itu digiring ke neraka yang dulu saat hidup tak pernah ditakuti dan bahkan suka dilecehkan. Sesampainya di neraka, dia tolah toleh kanan kiri mencari teman-temannya. Namun, tak satupun diketemukannya. Diapun berbicara sendiri: "Aku yang setia kawan, tapu kawanku tak setia kawan. Tak ada yang mencariku."
Wanita itu kemudian memberanikan diri bertanya kepada para malaikat penjaga neraka tentang teman-temannya semasa di dunia. Disebutnya nama-nama mereka. Malaikat menjawab: " Teman-temanmu ada di surga semua. Mereka bertobat setelah kematianmu itu." Begitu bertambah sedih wanita itu.
Sahabat dan saudaraku, tak ada kata setia kawan dalam kemaksiatan. Kita bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri. Perhatikan serius urusan akhirat kita karena itulah hidup kita yang hakiki. Salam, AIM