SALAH SATU KAIDAH HIDUP AMAN
Seorang tua sekali menasehati cucu-cucunya saat-saat terakhir kehidupannya: "Cucuku, tak banyak dada yang mau menampung air matamu, yang banyak adalah dada yang mau mengalirkan air matamu. Tak banyak mata yang senang melihatmu senang, yang banyak adalah mata yang ingin melihatmu menangis."
Cucu-cucu terdiam dan menunggu lanjutan kata. Seorang cucu terkecil bertanya tentang apakah hidup harus curiga terus pada orang lain. Kakek tua itu tersenyum dan berkata: "Percayalah hanya kepada mereka yang percaya kepada Allah, mereka yang betul-betul takut kepada Allah dan mereka yang betul -betul ridla tanpa keluhan. Selain mereka adalah manusia-manusia yang masih mementingkan dirinya. Waspadalah."
Cucu tertua bertanya mengapa si kakek tak pernah takut pada siapapun di saat banyak orang lain bersembunyi dari keramaian. Jawaban si kakek: "Ku pasrahkan hidupku kepada Allah. Dan hanya Allah yang tahu hakikat diriku. Lalu akubharus takutpada siapa sementara tak ada yang tahu siapa aku sebenarnya." Lalu kakek ini terus batuk tiada henti. Nafasnya tersengal, tangannya gemetar. Cucu-cucunya mendekat.
Si kakek terpejam, namun mulutnya masih bisa mengeluarkan suara:
مهما وثقت بالناس أترك أسرارك لنفسك
"Walau kau begitu percaya pada manusia, biarkanlah rahasiamu hanya untuk dirimu."
Lalu si kakek tersrnyum, membaca kalimat thayyibah, dan meninggal dunia. Jangan sebar rahasiamu pada orang lain. Salam, AIM