SATORIA HOTEL DAN JIHAD PENULISAN KARYA ILMIAH
Dua malam tiga hari kami harus "bertapa" di Satoria Hotel Jogyakarta bersama 60 peserta dari berbagai universitas di negeri ini. Sebagaimana pertapaan pada lazimnya, perenungan adalah kegiatan wajib yang senantiasa dilakukan. Di sini kami merenungkan begitu luas ilmu Allah yang belum diketahui. Di sini pula kami ditunjukkan fakta begitu banyak orang-orang cerdas yang aktif berbagi ilmu demi kemajuan kemanusiaan.
Pokok acara yang kami hadiri adalah kiat-kiat mengembangkan tulisan ilmiah agar menggapai standar internasional. Ada banyak ilmu pendukung yang harus dikuasai. Membaca karya-karya orang yang sudah diakui kepakarannya adalah salah satu cara menjadikan kita terpacu untuk menjadi pakar suatu saat kelak. Pikiran saya berbelok sedikit "nyeletuk" perenungan diri: "Lalu bagaimana dengan orang yang bacaan hariannya adalah media sosial yang tidak jelas orangnya dan tidak jelas sumbernya? Bisakah jadi pakar atau ahli?"
Peserta begitu serius menatap laptop masing-masing. Tak banyak yang tersenyum. Bibirnya rata-rata mecucung melihat layar laptop atau menyaksikan langkah-langkah jari jemarinya yang tak selincahjua jempol tangan saat mengetik di keyboard HP. Bagaimana akan lincah sementara yang ditulis harus dalam bahasa Inggris yang mengharuskan otak berpikir dua kali dan memaksa jiwa mengubah rasa. Iseng-iseng saya bergurau memecah sepi: "Barangsiapa yang keseriusannya di hadapan laptop melampaui keseriusannya di hadapan Allah, maka sungguh dia termasuk orang yang bisa dipertanyakan kekhusyuan shalatnya." Rupanya banyak juga yang tertawa.
Di tempat ini kami dibukakan rahasia dunia maya, harta karun yang tersimpan di internet, yang tidak banyak diketahui kecuali oleh para petualang akademis. Sumber-sumber bacaan serius yang sarat data begitu banyak terkumpul di dunia maya. Buku-buku lama dan buku-buku baru, artikel lama dan artikel baru, berita lama dan berita baru semua bisa dilacak dan didownload. Tentu ada cara dan ada alatnya. Kami diajari dan diberi alatnya. Ternyata, luar biasa.
Merugilah mereka yang membayarkan uang untuk menikmati internet yang hanya digunakan untuk chatting, ngobrol dan berbagi hal tidak penting. Saatnya kita mencari, mendapat dan berbagi manfaat besar dari teknologi. Terutama untuk pengkayaan pengetahuan kita. Mengambil jalan berbeda dari jalan ini hanya akan mengantarkan kita pada kerugian yang nyata.
Demikian oretan santai tentang acara kami di Yogyakarta. Liputan seriusnya dalam pertemuan darat saja. Salam, AIM