SUAMI ISTRI YANG KOMPAK BEKERJA SAMA
Judul status ini begitu indah, semua orang mengimpikan karena realisasinya adalah bayang surgawi di muka bumi. Jika yang membaca adalah seorang isteri yang sering bekerjasama dengan suami, pastilah bekata "inilah potret suamiku." Jika yang membaca adalalah seorang isteri yang suaminya tak pernah peduli, mungkin saja hatinya berujar: "andai suamiku begitu." Ya, bagi banyak orang, kompaknya suami isteri dalam pekerjaan rumah tangga adalah potret indahnya kebersamaan.
Meski demikian, bagaimana bekerja sama tidaklah satu model. Ada banyak model yang mungkin saja setiap keluarga berbeda pilihan sesuai dengan kondisi dan kesepakatan. Bisa jadi ada suami isteri yang bersepakat mengurus urusannya sendiri-sendiri dengan catatan tetap satu hati atau satu cinta. Bisa jadi ada suami isteri yang memang sedari awal bersepakat semuanya bersama dalam banyak hal.
Yang paling penting adalah kompak dan sepakat, maka semuanya akan berjalan seirama dalam nada indah. Yang penting pula adalah kemauan untuk menjalankan dengan konsisten tanpa kehendak mengakali dan mempolitiki satu pada yang lain.
Ada sepasang suami isteri yang sepakat bekerja sama dengan isterinta dalam semua urusan rumah tangga. Namun ternyata dalam faktanya sang suami benar-benar seorang pemalas. Semua urusan rumah tangga dikerjakan oleh sang isteri. Sesabar-sabarnya orang, kata hati sang isteri, pasti ada batasnya. Maka ditegurlah sang suaminya itu: "Papa, mengapa hanya aku yang kerja. Katanya mau bekerja bersama?" Dengan halus penuh senyum yang membalut kemalasannya sang suami berkata: "Aku kurang apa, ma? Kan sudah bekerja sama. Mama yang masak, aku yang makan. Mama yang cuci aku yang makan. Mama yang beresen kasur, aku yang tidur. Mama bayangkanlah kalau masakanmu tak ada yang makan dan di kasur yang kau bereskan tak ada aku. Ini karena aku bekerja sama."
Lumayan masuk akal argumen sang suami, tapi tak masuk di rasa. Sang isteri hanya diam. Di akhir tahun, suaminya bertanya saldo tabungan gajinya berapa. Si isteri menjawab bahwa tak ada saldo sama sekali. Si suami marah dan bertanya kok bisa begitu? Dijawabnya: "Kita kan bekerja sama. Papa yang cari uang, aku yang menggunakannya. Bayangkan kalau tidak ada mama yang menggunakan, apa makna gaji papa?" Papanya pun terdiam. Salam kompak, AIM