SURAT SANG PRESIDEN KEPADA SANG GUBERNUR
Jaman dulu, jaman para sahabat Nabi, tak ada pesawat telpon, apalagi handphone yan menyediakan layanan media sosial yang dikenal dengan telepon pintar atau smartphone. Mwski demikian, perintah dan
pantauan atasan kepada bawahan di lembaga keperintahan terus berjalan dengan gayanya yang klasik. Menulis dan mengirimkan surat adalah salah satu caranya.
Tulisan ini akan berkisah potongan kecil dari sejarahkepemimpinan Umar bin Khattab saat menjabat sebagai khalifah, presiden. Beliaupernah berkirim surat kepada Amr bin 'Ash, salah seorang gubernurnya. Suratnya singkatnamun sungguh mengalahkan pidato panjang, apalagi yang tak jelas subyek predikatnya. Inilah isi surat beliau:
"Ku dengar kabar bahwa engkau duduk bersandar di
sebuah majelis hukum. Duduklah dengan tawadlu', rendah diri, tidak sombong.
Kalau tidak, maka aku akan memecatmu."
Pejabat yang baik adalah pejabat yang ramah kepada semua rakyatnya. Wakil rakyat dan pemimpin rakyat yang bagus adalah yang mengayomi rakyat, bukan yang memanfaatkan rakyat. Petinggi yang hebat adalah yang tak meninggikan diri sendiri sembari memandang rendah masyarakat.
Andai semua pemangku jabatan dari presiden sampai RT memiliki karakter seperti yang dimaui Umar bin Khattab, maka tersenyum bahagialah rakyat, aman sejahteralah masyarakat. Sulitkah untuk menjadi tawadlu' atau rendah hati? Ke depan, pilihlah pemimpin yang beriman dan tak sombong. Salam, AIM