TANGAN KASAR, HATI LEMBUT, JIWA HALUS
Tangan mereka terasa kasar di tanganku saat bersalaman. Wajah mereka yang rata-rata terhitamkan matahari, senyum mereka menghiasi wajah mereka sambil mempersilahkan saya masuk dan duduk do serambi masjid tempat acara berlangsung. Tangan mereka kasar karena setiap hari mereka bertarung dengan batu demi untuk dapur agar mengepulkan asap.
Iya, tangan mereka kasar, namun hati mereka lembut dan jiwa mereka halus. Saat shalawat bergema, mata mereka berlinang, butiran air mata rindu pada Sang Rasul menetes deras. Adakah air mata yang lebih mulia ketimbang air mata rindu seperti itu? Khidmat sekali mereka mengikuti acara. Cara duduk tak berubah sejak awal hingga akhir acara.
Magnet Sang Rasul begitu kuat. Negeri di seberang gunung ini pun tersedot magnet cinta Sang Rasul. Mengapa magnet cinta itu begitu kuat? Karena Sang Rasul begitu tulus mencinta ummatnya, mendoakan ummatnya dan membimbing ummatnya. Bagaimanakah dengan cinta kita kepadanya?
Pertanyaan itu sulit aku jawab. Mau aku bilang cinta, takut cintaku kepada beliau tak seperti yang seharusnya. Mau bilang tak cinta, juga takut karena tanpa cinta kepada beliau semua menjadi sia-sia. Semoga Allah tanamkan hakikat cinta dan rindu kepada beliau di dalam hati kita. Mari kita selalu bershalawat. Salam, AIM