Pencerah Hati

TANGGAPAN ATAS PERMINTAAN TANGGAPAN - 20 April 2017 08:00

  • Kamis, 20 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

TANGGAPAN ATAS PERMINTAAN TANGGAPAN

Selama proses pilkada DKI berlangsung, ada banyak pertanyaan dan pernyataan dikirimkan pada sayavmelalui betbagai media. Hampir semua pertanyaan politik yang berkaitan dengannya tidak saya jawab. Hanya beberapa saja yang saya jawab seperlunya saja. Mereka mempertanyakan mengapa dalam rajinnya saya menulis status harian terdapat malasnya saya bicara pilkada.

Saya terus saja tidak menjawab kepada publik. Saya hanya berkata kepada diri saya sendiri bahwa saya bukan orang politik dan tidak mengerti politik kecuali teori-teorinya saja, itupun yang berkatan dengan nilai etika dan konsepsi Islam. Lebih dari itu saya menyadari bahwa diri saya bukanlah siapa-siapa yang suaranya didengar oleh sesiapa dalam masalah pilkada itu. Dan, yang pasti, hadirnya saya dalam diskusi pilkada hanya akan memperlebar konflik.

Nah, muncullah tuduhan pada saya bahwa saya adalah tipe orang yang cari aman, istilah yang sering dikonotasikan sebagai negatif. Saya diam dan hanya berbicara dalam hati sendiri bahwa memang saya mencari aman dalam konotasinya yang positif. Jalan teraman menujubaman adalah dengan membuat aman diri dan membuat aman orang lain. Tentu saja dalam ruang lingkup kecil semampu saya. Maka saya sampaikan apa yang saya bisa kepada orang-orang di sekeliling saya saja, tidak untuk umum.

Lalu, masuklah telpon wartawan harian nasional meminta komentar saya akan kemenangan penghitungan quick count pasangan calon 3 pilkada DKI. Saya kembali enggan menanggapi. Tapi karena dikirimi pulsa, tak enak juga tidak komentar. Komentar saya adalah bahwa episode paling membahagiakan hati saya dari proses pilkada itu adalah pidato kemenangan Anies yang santun, lembut dan menghormati rival serta pidato sambutan Ahok yang legowo, penuh hormat dan gentelmen mengakui kemenangan rival.

Andai dua pasangan calon itu betsikap seperti itu sedari awal kampanye, betapa pilkada DKI menjadi pelajaran demokrasi terbaik bagai anak bangsa. Tak ada jalan menuju damai kecuali damai. Begitu sabda para guru kebijakan. Salam, AIM@between two mountains