WANITA DALAM AL-QUR'AN
Beberapa waktu yang lalu, saya diminta oleh Majelis Ta'lim Az-Zahra untuk menyampaikan materi tentang wanita dalam al-Qur'an. Ada 21 wanita yang saya sampaikan. Dari 21 wanita itu bisa dibagi menjadi dua: wanita shalihah (baik) dan wanita thalihah (tak baik). Dua-duanya dikisahkan oleh al-Qur'an sebagai pelajaran bagi manusia bahwa yang baik akan terpuji dan bahagia sementara yang jelek adalah terhina dan tersiksa. Selanjutnya, para wanita bebas memilih mau ikut kelompok yang mana.
Tiga wanita yang dinyatakan sebagai wanita tak baik: isteri Nabi Nuh, isteri Nabi Luth dan isteri Abu Lahab. Entah mengapa kok yang menjadi contoh wanita tak baik ini sudah berstatus isteri. Menariknya lagi, dua diantaranya adalah isteri nabi, manusia pilihan. Sangat mungkin suami yang baik itu diuji dengan isteri yang tidak baik. Itu sebagian kesimpulannya. Sebaliknya, sangat mungkin isteri yang baik diuji dengan suami tak baik. Isteri Fir'aun yang bernama Asiyah misalnya.
Mengapa tiga wanita itu menjadi contoh wanita tak baik? Apa karakter dan perilakunya yang dianggap tak elok? Al-Qur'an sendiri yang menjelaskan bahwa isteri Nabi Nuh dan Nabi Luth itu berkhianat kepada suaminya. Coba baca QS At-Tahrim ayat 10. Coba sempatkan membaca tafsirnya tentang bentuk pengkhianatannya. Ketidaktaatan atau ketidakpatuhan akan suami yang baik ternyata berbuah celaka. Lalu bagaimana dengan isteri Abu Lahab sebagaimana diceritakan dalam QS Al-Lahab? Dia bersekongkol memusuhi Rasulullah, manusia terbaik pembawa kebenaran.
Mengikuti kebaikan dan kebenaran memang sering terasa berat. Mengikuti keinginan diri itu seakan menjanjikan kenyamanan dan kebahagiaan. Faktanya ternyata tak seperti itu. Syetan selalu berupaya mengaburkan kebenaran dengan menaburkan janji manis yang ditunggangkan pada nafsu atau ego. Syetan selalu tak rela jika manusia itu menggapai bahagia hakiki. Berhati-hatilah dan waspadalah. Kita saling mendoakan ya.
Lalu, ada jamaah yang bertanya lebih jauh tentang macam-macam pengkhianatan isteri kepada suami. Tentu sangat panjang jika harus diurai semua di sini. Yang jelas, jangan lakukan apa yang tak diridlai suami selama yang dimaksud suami itu adalah sesuai dengan agama dan memang diperuntukkan kebaikan bersama. Masih penasaran? Ikut pengajian daratnya saja. Salam, AIM
