Pencerah Hati

AJARAN 'UZLAH SEBAGAI JALAN PENENTERAM HATI - 26 Februari 2018 15:21

  • Senin, 26 Februari 2018 15:21:08
  • Ahmad Imam Mawardi

AJARAN 'UZLAH SEBAGAI JALAN PENENTERAM HATI

Kalau kita membaca karya ulama-ulama masa lalu yang aktif mengkaji masalah hati, kita akan ketemu dengan istilah 'UZLAH, yang makna sederhananya adalah mengasingkan diri dari dunia ramai atau menyendiri untuk menata dan memperbaiki diri. 'Uzlah ini sangatlah dianjurkan kala kita dituntut oleh keadaan sekitar untuk sibuk dengan hal-hal selain Allah SWT. Perlunya 'uzlah ini sudah dikemukakan oleh para ulama pada zaman dahulu, yakni saat dunia tak seramai, seheboh dan segaduh sekarang.

Perhatikan wejangan Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali berikut ini: “Ketahuilah bahwa zaman sekarang penuh dengan kerusakan yang sangat besar dan manusia dikelilingi oleh berbagai macam kerusakan. Maka hendaklah kamu melakukan 'uzlah karena Karena mereka membuatmu sibuk dan menjauhkanmu dari ibadah kepada Allah dan merusakmu dari apa yang kamu lakukan karena munculnya riya’ (pamer) dan mencari perhatian. Bahkan mereka menjerumuskanmu ke dalam kesesatan dan kebinasaan.” Ini pada zaman Imam al-Ghazali yang meninggal tahun 1111 M. Bagaimana dengan zaman Ahmad Imam Mawardi yang masih hidup sampai kini ini.

Kondisi hati masing-masing orang memang berbeda. Namun, membatasi hubungan dengan selain Allah biasanya akan meningkatkan intensitas hubungan dengan Allah. Memutuskan keterkaitan hati dengan selain Allah akan lebih menenteramkan jiwa. Inilah alasan mengapa banyak ulama-ulama pesantren yang memilih tak promosikan diri untuk terkenal di dunia. Dikenal Allah itulah yang mereka harapkan.

Lalu apakah semua hubungan manusia harus diputus? Apakah tak perlu lagi bertemu dengab manusia? Semua hubungan yang menjadikan kita semakin damai, tenteram dan bahagia seperti majelis pengajian dan majelia dzikir sangat penting dilanjutkan. Semua hubungan yang menggelisahkan dan merusak ketenangan hati, tinggalkanlah.

Tulisan ini hanya pengantar. Uraian panjangnya insyaAllah akan disampaikan dalam pengajian rutin Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim pada hari Sabtu yang akan datang (3 Maret). Salam, AIM