APA DAN BAGAIMANA JENIS KELAMIN GANDA?
Baru selesai menguji disertasi tentang Khunsa yang sering disebut banyak orang sebagai banci. Dua pendekatan yang digunakan dalam kajian ini, pendekatan medis dan pdndekatan hukum Islam. Ternyata, masalah kelamin ganda ini tidaklah sesederhana pandangan banyak orang. Masalah ini ada hubungannya dengan kesehatan yang kalau tidak ditangani dengan baik bisa saja mengantarkan pada kematian. Masalah ini ada hubungannya dengan psikologi, yakni perasaan diri penderita dalam keluarga dan pergaulan sosial. Ada pula hubungannya dengan hukum Islam, hukum apakah yang akan diberlakukan kepadanya, sebagai lelaki atau sebagai wanita.
Pembimbing disertasi ini, Prof. DR. dr. Budi, SPOG, bercerita beragam kasus yang ditanganinya selama ini. Ada yang mengharukan, mengenaskan dan ada pula yang semi lucu. Ada yang memilih untuk memilih menjadi lelaki dan ada yang memilih sebagai perempuan. Dijelaskan pula mengapa harus diambil tindakan operasi dan apa yang terjadi setelah operasi itu. Yang memilih menjadi lelaki, bisakan penisnya normal? Yang memilih menjadi perempuan, bisakah hamil?
Penguji utama, Prof. Dr. Sultana, dari UNDIP adalah pakarnya di bidang ini. Beliau bercerita banyak tentang kasus yang ditanganinya. Singkatnya, begitu banyak masyarakat yang tidak sadar dan tidak peduli pada masalah jenis kelamin ganda ini. Menurut beliau, perlu ada sosialisasi agar takdir ini tidak dipandang sebagai aib dan agar masalah ini tertangani dengan baik.
Saya, sebagai penguji sisi maqasid hukum Islam, menyarankan agar kajian tentang hal ini memakai metode komprehensif, membandingkan antara pandangan fiqh klasik dan fiqh kontemporer, mempekerjakan metode istinbat hukum klasik dan yang kontemporer. Tarjih maqasidi dengan segala macam, syarat dan rukunnya perlu mendapatkan perhatian lebih.
Di akhir ujian, disepakati bahwa kita perlu mengadakan seminar nasional tentang kelainan jenis genitika ini. InsyaAllah Maqasid Center akan memgadakannya atas persetujuan para penguji disertasi hari ini. Salam, AIM@otw_PLN Jatim
