Pencerah Hati

KIAI DAN DIET - 27 April 2017 08:00

  • Kamis, 27 April 2017 08:00:00
  • Ahmad Imam Mawardi

KIAI DAN DIET

Semalam saya bertemu dengan banyak kiai, muballigh dan tokoh masyarakat. Hubungan akrab para kiai dan muballigh adalah hal yang biasa bahkan hal yang harus ada. Keterpecahan di antara mereka adalah sebuah penyimpangan. Berbeda boleh, berpecah jangan. Salah satu penyebab akrab mereka adalah jamuan makan bersama yang seringkali menunya tak kalah dengan menu resto bintang lima. Lebih lengkap malahan, dengan adanya doa pengiring.

Saya memulai perbincangan tentang urgensi diet bagi kiai. Ada yang tak paham kata urgensi, lalu saya terjemah ke bahasa Arab, ahammiyyah, lalu mereka paham. Terbukti bahwa Arab lebih dekat bagi kiai Indonesia ketimbang Inggris. Saya sampaikan tentàng diet adalah karena makanan yang disuguhkan adalah kelas berat, penuh minyak berlemak dan full karbo/gula. Saya yang sudah 3 bulan ini menjalani diet agak ngeri juga melihatnya. Lebih ngeri lagi saat melihat kondisi banyak kiai yang mengeluhkan penyakitnya. Biasa, kata orang puskesmas, karena terlalu sering makan malam.

Ada kiai yang ketawa cekikikan melihat saya makan sayur mentah. Ada yang dengan serius bertanya apa dan mengapa diet itu. Ada yang berkomentar, ini penceramah doyan makan, bahwa kiai A dan kiai B panjang umur walau tak pernah diet, yang penting perut dihangati setiap selesai makan. Saya tanya pakai apa, dijawabnya "pakai asap rokok." Kami pun tertawa. Ya, itu guyon khas kiai.

Saya tertawa ngakak setelah mendengar komentar lucu kiai yang selalu serius dan jarang tertawa. Sambil makan beberapa tusuk sate beliau berkata: "Semua yang halal boleh di makan. Itu nikmat dari Allah. Hanya jangan banyak-banyak. Sate juga boleh bagi orang sakit apapun asalkan dagingnya jangan dimakan." Berarti yang dimakan hanya tusuknya saja. Beliau masih tidak tertawa juga atas kelucuannya sendiri. Hebat.

Menurut saya, diet penting bagi siapapun. Alhamdulillah setelah 3 bulan tak makan nasi, daging, gula dan kue-kue saya merasa lebih sehat. Pastinya, berat badan turun menuju titik ideal.