AYAM BEKISAR, CAHAYA FAJAR DAN SENI HIDUP
Ada dua ayam bekisar di pondok pesantren kota Alif Laam Miim, hadiah dari Kiai Noeng Pengasuh Ponpes terbesar Kangean dan dari Ananda Edi, guru bahasa Inggris yang berdinas di SMA Kangean. BEKISAR itu adalah dari kata Obe' Kisar (Paman Kisar), nama seorang kakek peternak ayam spesial ini. Disebut spesial karena berbeda dengan ayam lainnya dan, yang istimewa, suara khasnya yang melengking.
Bagaimanapun berbedanya, bekisar adalah jenis ayam. Maka berlakulah kepadanya kebiasaan ayam. Tahukah para pembaca bahwa ayam jantan dan juga ayam betina itu bisa melihat cahaya fajar 45 menit sebelum manusia bisa melihatnya. Itulah penyebab mengapa ayam itu serempak berkokok di awal fajar, menyambut hari dengan penuh keriangan. Sungguh ada pelajaran berharga dari ayam bagi manusia yang memiliki kepekaan akal dan rasa.
Pelajaran pertama adalah sambutlah fajar, sambutlah hadirnya hari baru, tak usah gelisah dengan apa yang sudah terjadi. Tetap merasa sedih dan gelisah berlebih atas apa yang terjadi hari kemaren bisa jadi bermakna membunuh ruh hari ini dan merusah indahnya nuansa baru yang sebenarnya siap hadir mengisi. Ayam jantan yang sakit saja masih berkokok menyambut pagi. BagaimNakah dengan kita? Masihkan mau menangis terus?
Tahukah makna kokok ayam? Ada ulama berkata kokok ayam yang dibahasakan "kukuruyuk" itu aslinya adalah "udzkuruLLAH (ingatlah kalian semua kepada Allah). Peringatan yang sangat baik bukan? Bahagia kan tiba dengan mengingat Allah. Sedangkan kokok ayam bekisaradalah berbunya "cukir" yang berasal dari bahasa Arab "fakkir" (pikirkan). Ini adalah resep kedua kehidupan, pikir dan rencanakan hidup.
Mungkin ada yang tidak sepakat tentang makna kokok ayam itu. Bikin saja tafsiran sendiri atau tanyakan pada ayam itu. Hahaha, salam bahagia. AIM@Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya