BELAJAR HIDUP PADA SANG PENJUAL JAMU (13)
Saya sepertinya tercipta senang berbagi kisah dan cerita, kisah dan cerita yang membahagiakan, memotivasi hidup dan menjadi inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik. Pertemuan dan perbincangan saya dengan tokoh kita, RBS Sang Penjual Jamu, menjadi bagian penting kisah-kisah itu. Karena inilah maka saya tuliskan secara berseri. Tidak bosan membacanya, kan?
Dua hari yang lalu ada beberapa pemimpin daerah dan wakilnya yang berkunjung ke kediaman RBS untuk berbagi kisah dan mencari inspirasi baru menyelesaikan masalah kehidupan. Perbincangan menarik sekali, mulai dari penanganan covid sampai dengan menangani konflik. Saya sebagai pendengar hanya menyimpulkan saja bahwa ternyata menjadi pemimpin itu tak mudah, ada pertarungan kepentingan, ada jebakan dan intrik, ada godaan dan gangguan, serta lainnya. RBS serius mendengarkannya lalu memberikan komentar-komentar. Yang sering dilontarkan beliau adalah: "Hati-hati dan waspadalah." RBS berbisik kepada saya bahwa dalam dunia politik kepemerintahan, tidak semua yang tampak itu adalah yang hakikat. Banyak manusia bertopeng. Saya semakin yakin bahwa saya sepertinya memang tak bakat masuk dalam politik pemerintahan. Lagian, siapa yang mau ajak saya yang lemah dan bodoh ini.
Malam semakin larut, obrolan semakin memanas setelah kopi panas khusus untuk lelaki sejati dihidangkan. Para tamu perempuan senyum-senyum saja. RBS berkata: "Tenang, segera akan saya bikinkan kopi khusus wanita." Kami semua tertawa. Mengapa? Karena kopi dan jamu RBS memang terbukti joss. Walau beliau hanya lulusan S5 (SD kelas 5), paham betjl tentang evaporasi dan konten pengobatan dalam beberapa jenis tanaman, buah dan lainnya. Penjelasannya juga diiyakan dan diaminkan oleh para pakar laboratorium fisika, bioligi dan kedokteran yang ikut berkunjung. Saya, sebagai orang awam, hanya kebagian tugas manggut-manggut dan tepuk tangan.
Kisah yang saya tunggu-tunggu akhirnya tiba juga, yakni kisah tentang pengalaman batin, pengalaman ruhani, RBS. Kalau kita percaya kepada Allah sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, Mahamengatur dan Mahamengetahui, mengapa harus gelisah menjalani hidup? "Benahi akidahmu, benahi cara beribadahmu, maka hidupmu akan berjalan indah walau di tengah terpaan musibah," pungkas beliau. Bukti dan penjelasannya bagaimana? Sepertinya kita perlu bertemu langsung. Salam, AIM