Ceramah

Berlomba Menuju Surga (3)

  • Jumat, 25 Maret 2016 00:11:00
  • Ahmad Imam Mawardi

Demikian pula dengan lomba menuju surga, bukan hanya syarat awal sebagaimana dijelaskan di tulisan sebelumnya melainkan ada syarat dan ketentuan (terms and conditions) lainnya yang harus dilengkapi.Hanya hati yang merdeka dan bermental berani yang bisa mengikuti lomba sampai selesai.

Inilah syarat dan ketentuan yang pertama. Orang yang bisa ikut lomba menuju surga adalah orang yang hatinya bebas dari keterikatan materi dan jeratan nafsu syahwat duniawi. Sebagai perumpamaan adalah lomba lari, mungkinkah orang yang kaki tangannya terikat mengikuti lomba lari? Orang-orang surgawi adalah orang-orang yang keterikatan dirinya hanyalah kepada Allah sahaja.

Selama hidup di dunia, godaan untuk melepaskan diri dari keterikatan diri dari Allah untuk kemudian beralih mengikatkan diri kepada selainNya adalah sangat besar. Perhatikan firman Allah QS Ali Imran 14:Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini, (yaitu) dari hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kendaraan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak dan sawah-ladang. Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. Namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik tempat kembali.

Nafsu seksual, nafsu kekuasaan, nafsu kekayaan, nafsu gaya hidup dan lain semacamnya adalah salah satu model godaan yang mungkin mampu mengikat diri manusia.

Lebih rinci lagi Allah menyebutkan delapan (8) hal yang sangat berpotensi untuk menjerat manusia sehingga melupakan ikatan dirinya dengan Allah sehingga menenggelamkan dirinya dalam urusan duniawi dan melalaikan urusan akhirat.

Perhatikan firman Allah: Katakan (wahai Muhammad) apabila bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluarga besarmu, harta yang kamu cari, perdagangan yang kamu khawatir kebangkrutannya dan rumah tinggal yang disenanginya, lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjuang di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." (QS. At-Taubah:24) Jelas sekali pesan ayat tersebut di atas: Jika 8 mengalahkan 3, jangan berharap menjadi pemenang lomba menuju surga.

Bagi mereka yang sudah terjerat rayuan duniawi dan mengikatkan diri dengan kenikmatan duniawi, maka terasa berat sekali berbuat kebaikan untuk bekal lomba menuju surga. Diperlukan tekad dan semangat baja untuk tetap konsisten di jalan kebaikan.

Menarik untuk meneladani cara sahabat-sahabat Nabi dalam membangun konsistensi itu; mereka meletakkan urusan duniawi di tangan mereka, bukan di hati mereka. Urusan duniawi menjadi urusan yang tak pernah mencuri kebahagiaannya. Lihat saja apa yang dilakukan oleh sahabat Utsman bin Affan dengan harta duniawinya.

Kehati-hatian dan kesabaran menjadi salah satu kunci sukses menghindari godaan itu semua. Ibnu Qayyim al-Jawziyah dalam kitabnya Miftah Daar al-Saaadah 2/15berkata:Orang-orang berakal sepakat bahwa kenikmatan tak bisa diketahui dengan kenikmatan. Orang yang selalu istirahat tak kan pernah mengetahui nikmatnya istirahat. Seukur kesedihan, kebahagian akan datang sesudahnya. Tak akan pernah bahagia orang yang tak pernah menderita. Tak ada nyaman bagi yang tak sabar, dan tak ada nikmat bagi yang tak merasakan ujian.

Hanya hati yang hidup dan terjaga yang bisa mengikuti lomba menuju surga ini. Ini adalah syarat dan ketentuan yang kedua; hatinya hidup, tidak mati, terjaga, tidak tidur.Bagaimana mungkin orang mati mau ikut lomba? Bagaimana mungkin orang tidur ikut lomba? Kalau begitu, proyek terbesar hidup kita adalah menjaga kesehatan hati agar tetap terjaga dan hidup, tidak sakit dan bahkan mati. Melazimkan diri mengingat Allah, membaca ayat-ayat Allah dan senantiasa bersama dengan hamba-hamba Allah yang sejati adalah di antara cara efektif menjaga hati.

Menyadari banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita, baik kenikmatan yang tampak ataupun yang tidak tampak, serta menyadari kekurangbersyukuran kita akan nikmat-nikmat Allah adalah cara lain untuk menguatkan ikatan hati kita dengan Allah SWT. Jangan pernah merasa bahwa ibadah dan kebaikan kita sudah terlampau banyak dengan dosa dan kesalahan yang sangat sedikit. Sungguh semua yang kita lakukan tak akan pernah sebanding dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita.

Syekh Yahya bin Muaadz dalam kitab Fiqh al-Saalikiin halaman 56 berkata: Yahya bin Muadz berkata: Andai saja keadilan Allah ditegakkan sempurna kepada seorang hamba, niscaya tak ada satupun kebaikan yang tersisa milik hamba. Dan jika fadl (keutamaan dan karunia Allah) diperoleh oleh hamba, maka seakan tak tersisa sedikitpun kejelekan dan kejahatan yang dilakukan hamba. Kita merasa senang, tenang dan bahagia sungguh adalah karena fadl atau kebaikan dan kemurahan Allah SWT.

Hanya hati yang kuat yang bisa menyelesaikan lomba menuju surga sampai pada titik finish. Ini adalah syarat dan ketentuan ketiga. Orang yang layak mengikuti lomba menuju surga adalah orang yang memiliki hati yang kuat, bukan yang lemah. Perlombaan selalu saja menghadapi tantangan, rintangan dan hambatan. Hanya orang yang kuat yang bisa menjalaninya. Demikian pula dengan lomba menuju surga.

Menguatkan hati dalam masalah tauhid merupakan proyek besar lainnya dalam kehidupan kita. Keyakinan bahwa hidup ini ada dalam pengawasan Allah dan selalu memiliki konsekuensi harus senantiasa ada dalam hati kita. Seberat apapun jalan yang harus ditempuh menuju surga, akan dijalani secara tegar karena yakin bahwa semuanya tidak akan pernah sia-sia. Tak pernah berhenti melakukan kebikan-kebaikan, karena dia tahu kebaikan itulah yang akan menghilangkan kekurangan dan mengeluarkan dari jalan buntu kehidupan.

Hanya hati yang tetap optimis yang akan tetap setia di jalan lomba menuju surga. Ini adalah syarat dan ketentuan yang terakhir yang harus dipenuhi oleh mereka yang mengikuti lomba menuju surga. Orang yang layak mengikuti lomba menuju surga adalah orang-orang yang teguh pendirian dan tidak patah semangat untuk terus berada di jalan yang diyakininya benar.Bagaimana akan sampai ke garis finish bernama surga jika di tengah perjalanan sudah mengeluh dan mengundurkan diri?

Proyek hati adalah proyek utama yang menjadi pekerjaan berat manusia, karena hatilah yang memiliki peranan penting mengantarkan kita pada hakikat bahagia dan derita. Sayangnya, begitu banyak orang yang sibuk mencari dan melaksanakan proyek lain dengan melupakan proyek hati ini. Inilah yang menyebabkan kebahagiaan menjadi barang langka yang mahal harganya. Ini masih berbicara tentang bahagia di dunia, bagaimana lagi dengan bahagia di akhirat? Semoga kita adalah bagian dari kelompok manusia yang bahagia di dunia dan di akhirat kelak.

 

http://m.inilah.com/news/detail/2283438/berlomba-menuju-surga-3