FORMULA SEDERHANA UNTUK BAHAGIA
Pagi hari ini saya diminta menyampaikan taushiyah perkawinan di dua tempat. Salah satu materi yang saya sampaikan adalah bahwa bahagia hakiki itu bisa digapai dengan rumus sederhana saja: persembahkan yang terbaik untuk Allah dan lakukan yang terbaik pada semua makhluk. Sehebat dan sekaya apapun kita jika memiliki kesalahan kepada Allah dan tidak beristighfar dan atau memiliki kesalahan pada makhluk dengan tidak diikuti permintaan maaf, maka akan selalu saja ada ketaknyamanan yang hadir dalam kehidupan kita.
Persembahan terbaik kepada Allah adalah baik sangkanya kita kepada Allah, yakni bahwa Allah tak pernah salah dalam menentukan takdirNya. Karena itu maka tidak ada alasan bagi kita untuk marah atas takdir atau mengeluh atas nasib diri. Semua pasti ada hikmahnya.
Sering saya katakan: "Selama kebahagian dirimu masih digantungkan pada hal-hal di luar dirimu, maka kamu sulit menemukan keajegan diri dalam tenang bahagia. Ketika hatimu sudah duduk di maqam ridla, menerima dengan senang hati, apa yang menjadi takdirmu, maka tak ada lagi ruang untuk sedih derita."
Memperlakukan makhluk dengan yang terbaik bermakna bahwa kita tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan para makhluk merasa tak nyaman, sedih dan menderita. Sangat dianjutkan agar kita justru menjadi salah satu penyebab mereka nyaman dan bahagia. Rasulullah Muhammad mengajurkan sekali agar ummatnya senang memasukkan rasa bahagia di hati orang-orang beriman.
Di bagian akhir taushiyah saya, saya titipkan pesan agar selalu membahagiakan orang-orang tua kita dan guru-guru kita. Di sana ada keajaiban luar biasa yang mengantarkan kita pada hakikat bahagia. Salam, AIM