GELISAH KARENA DI MANA-MANA ADA VIRUS

Baru saja selesai isi acara Himperra DPD Jatim di Hotel Luminor. Ada kesan mayoritas pengusaha pengembang permukiman dan perumahan rakyat merasa gelisah dengan surut mandegnya usaha properti kini. Jualan perumahannya rata-rata tidak laku, sementara sampai kapan pandemi ini akan menemukan titik akhir adalah tidak pasti. Secara akal biasa, wajar mereka mengeluh.

Dalam penyampaian materi saya sampaikan bahwa kalau kita menggantungkan rizki pada kondisi bumi, siap-siaplah untuk selalu ragu dan kecewa. Namun kalau kita gantungkan urusan rizki kita pada "Dzat Yang Ada di Langit," maka buat apa ragu, galau dan kecewa. Di bumi ini banyak virus, ancamannya di mana-mana. Sementara di langit tidak ada virus, buktinya adalah tak ada makhluk langit yang terpapar virus corona. Terlihat para pengusaha mulai tersenyum.

Kesalahan kita adalah terlalu fokus pada bumi. Semebtara di bumi inilah yang muncul keruwetan, konflik, permusuhan dan pertengkaran serta hal-hal menjengkelkan lainnya. Lalu bagaimana dengan langit? Ternyata langit tetap lrngang seperti biasa, damai dengan awan dan bintang serta kadang rembulan. Langit menjadi tempat penyelesaian masalah yang ruwet dan buntu. Langit sungguh menjanjikan kedamaian dan kesuksesan hakiki. Lalu mengapa kita lupakan langit? Mengapa kita tak pernah menengadah ke langit bermohon dengan doa dan dzikir serta ibadah lainnya?

Para pengusaha mulai fokus pada penjelasan ini seraya berharap saya membuka beberapa tips inti memaksimalkan potensi bayin mengetuk langit demi nasib bahagia yang di bumi kini. Ada audience yang mengangguk-angguk sambil menatap atap lantai lima ruang acara kami. Saya berdoa semua yang dipikirkannya adalah bukan bagaimana cara mengurus sertifikat kaplingan langit. Lalu saya sampaikan beberapa kisah para dermawan yang akrab dengan saya dan saya tahu pengalaman hidupnya yang jaya bahagia setelah mengoptimalisasi potenai langit ini. Salam, AIM