HARI AYAH YANG MEMBUAT AIR MATA AYAH MENETES DERAS
Pagi tadi, ku bangun seperti biasa. Lalu ku bergegas ke masjid agung al akbar untuk kuliah subuh. Sepulang masjid, kulihat HP, telah tiba WA di group keluarga. Ada WA dari anak pertamaku, Dini. Kubaca dengan pelan, mengalir air mata. Berikut WA nya di hari ayah nasional ini:
--------------
Selamat Hari Ayah Nasional, Ayah...
Terima kasih karena telah menjadi sosok yang menginspirasi kami...
Terima kasih karena telah menjadi guru sekaligus teladan yang luar biasa bagi kami...
Terima kasih untuk setiap jerih payah yang kau jalani demi kebahagiaan kami...
Terima kasih untuk setiap doa yang kau panjatkan demi kemudahan segala urusan kami...
Terima kasih untuk setiap uluran tangan, pelukan, motivasi, dan bimbingan yang kau berikan disaat kami membutuhkan kekuatan untuk terus melangkah maju...
Terima kasih untuk setiap ikhtiar yang kau jalani dan upayakan demi menjaga kesehatanmu. Selain karena engkau ingin terus-menerus berjuang di jalan-Nya, kau pernah bilang bahwa kau ingin lebih lama berada di sisi kami...
Sehat selalu, Ayahku...
Bahagialah selalu...
Keberadaanmu berarti nian bagi kami. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu dimanapun engkau berada.
Lalu yang terakhir,
Saat kau merasa lelah atau sekedar membutuhkan uluran tangan, Ayah... kami akan selalu ada untukmu. Sekalipun, tangan kami tak sebesar dan sehangat tanganmu... ❤
------------
Kujawab WA itu dengan jawaban singkat saja karena tak kuasa menahan haru:
Anakku... tulisanmu menyentuh hati. Bermakna ungkapan itu berangkat dari ketulusan hati. Terimakasih sayang atas perhatian dan baktimu. Kuketuk langit untuk mu, ku injak bumi juga untuk mu. Jadilah anak-anak surga untuk kami kedua orang tuamu. I love you.