HIDUP UNTUK PUJIAN MANUSIA APA UNTUK RIDLA ALLAH?
Abu Hurairah berkata: "Jika seseorang meninggal dunia, manusia pada bertanya dia meninggalkan apa saja. Sementara itu, malaikat bertanya dia membawa apa saja (dalam menghadap Allah)." Begitu berbedanya perhatian manusia dan malaikat. Nah, pilihan sikap kita bagaimana? Apakah kita akan "membeli" kesan manusia agar dipuji sebagai orang kaya, ataukah kita akan "membeli" ridla Allah dengan mempersembahkan yang kita miliki untuk yang disuka dan diperintahkan Allah?
Sungguh salah satu yang membuat kita menyesal dalam hidup di dunia kini dan di akhirat kelak adalah egoisme kita untuk mendahulukan gengsi diri, gengsi diri yang ternyata menipu dan tak membuat kita mulia dan terhormat di "panggung" paling bergengsi di akhirat kelak. Inilah sesungguhnya pesan tersembunyi dibalik larangan berlebih-lebihan, pamer dan tamak.
Jangan terlambat untuk sadar berbenah. Jangan tunda waktu untuk belajar mengkalkulasi diri. Upayakanlah kita untung di dunia dan di akhirat, jangan sampai rugi di dunia dan rugi di akhirat. Lalu bagaimana cara mudahnya? Teladanilah manusia-manusia teladan, para nabi dan rasul serta para sahabat-sahabatnya.
Keimanan mereka akan Allah dan hari akhir begitu kuat. Keyakinan mereka bahwa di dunia ini sementara dan di akhirat nanti akan kekal sangatlah mendalam. Itu semua mengantarkan mereka menjadi pejuang-pejuang agama yang pantang kendor semangat mempersembahkan sgala sesuatu dalam hidupnya untuk agama, bukan untuk gaya hidup duniawi. Bagaimana dengan kita? Siap dan mau ikut mereka? Salam, AIM