Pencerah Hati

KAKEK TERTUA DAN PESANNYA TENTANG RIZKI - 30 Mei 2021 11:50

  • Minggu, 30 Mei 2021 11:50:05
  • Ahmad Imam Mawardi

KAKEK TERTUA DAN PESANNYA TENTANG RIZKI

Percaya atau tidak, saya pernah berjumpa dengan beberapa orang yang usianya di atas 100 tahun. Seperti biasanya, dari mereka saya minta kesimpulan kehidupan yang mereka dapatkan selama ini. Kesimpulannya beragam, mulai dari urusan dunia sampai pada urusan akhirat, dari masalah jasmani sampai pada masalah ruhani, dari bab trik/strategi sampai pada bab doa/mantra. Sampai kini, hobi berkunjung kepada para sesepuh seperti itu masih saya lakukan.

Di antara mereka, ada yang sudah sangat sepuh sekali. Berbincang dengan beliau wajib menggunakan microphone yang langsung disambungkan ke telinga beliau. Secara fisik beliau kurus kering, namun masih kuat duduk dan berjalan. Beliau langsung menebak nama saya dan asal usul saya. Saya tanyakan dari mana tahu, beliau menjawab: "Bapak saya tadi ke sini menyuruh saya menunggu Ahmad Imam Mawardi yang masih di perjalanan. Kalau tidak disuruh, ngapain capek-capek menunggu kamu." Saya kaget.

Kami berbincang panjang tentang Baghdad, Syiria dan Indonesia. Lalu berbincang tentang langit dan bumi. Fasih sekali, lengkap dengan dalil. Aneh, bukan? Beliau tidak dikenal sebagai kiai penceramah dan juga bukan seorang sarjana. Saya menikmati kisah-kisahnya. Beliau tampil khas orang kuno, sarungan tanpa baju, kopiah hitam lapuk sedikit miring, dan rokok klobot (kulit jagung) jaman penjajahan itu.

.

Selain saya, ada tamu anghota DPR RI dan beberapa tamu jauh lainnya. Di antara nasehatnya yang saya ingat-ingat sampai kini adalah: "Kalau kamu bekerja untuk untung secara hitungan harta, gunakan akalmu, gunakan ototmu, semaksimal mungkin. Tapi kalau kamu bekerja untuk bahagia hati dan tenang pikiran, gunakan kalbumu, gunakan rasamu, gunakan mata batinmu."

Para tamu lalu dipersilahkan pulang. Beliau tak berkenan untuk difoto. Tinggal kami saya dan teman saya yang tak boleh pulang. Saya dikenalkan dengan salah seorang puteranya yang sudah berusia hampir 90 tahun. Diceritakan kepada saya kisah jaman kerajaan di Sumenep dan zaman penjajahan. Lancar sekali bahasa Belanda dan Jepangnya. Sesekali beliau sampaikan bahasa langit. Aneh kan? Saat saya pamit, beliau mengijazahkan amalan ayat kursi kepada saya sambil berpesan: "RIZKIMU SUDAH ADA YANG MENGATUR.  LAHU MA FIS SAMAWATI WAL ARDL, JANGAN GELISAH." Saya jalani, ternyata benar. Salam, A. Imam Mawardi