KETIKA HATIMU MATI, MASIH BISAKAH DIHIDUPKAN?
Baru sana Ananda Vicent, santri pondok yang ayahnya baru meninggal hari ini, menghadap saya memohonkan doa untuk almarhum ayahnya. Tak terasa air mata ini menetes melihat keteguhan hati ananda penghapal al-Qur'an di pondok kami ini. Vicent tidak sendirian, ada beberapa santri lain yang ditinggal ibunya, ayahnya. Kematian jasad adalah hal yang biasa dan pasti, karena jasad memang diciptakan bukan untuk abadi. Semakin lama semakin menua, bahkan ada yang mulai dicabut kesehatannua sebelum menua.
Jasad dinyatakan mati ketika ruh meninggalkannya. Ruh memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan jasad manusia. Lalu bagaimana dengan hati yang mati? Ruh yang mana yang hilang dari hati itu? Masih bisakah dihidupkan kembali?
Pertanyaan ini mengantarkan saya pada tadabbur (perenungan) akan firman Allah:
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِ يْمَا نُ وَلٰـكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِنَا ۗ وَاِ نَّكَ لَتَهْدِيْۤ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ ۙ
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) roh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,"
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 52)
Kalau kita baca tafsir akan ayat tersebut di atas, kita akan paham mengapa al-Qur'an disebut (ruh/roh). Rupanya, kalau ada tidak adanya ruh (nyawa) itu menentukan hidup dan matinya jasad, maka ada dan tidak adanya ruh al-Qur'an dalam kehidupan manusia adalah menentukan mati dan hidupnya hatinya.
Ketika manusia menjauh dari al-Qur'an, lari dari nilai-nilai al-Qur'an, maka hatinya akan kehilangan ruh dan akhirnya mati. Inilah sebabnya maka kita diminta untuk selalu dekat dengan al-Qur'an, membaca dan merenungkan makna serta pesan al-Qur'an. Inilah juga salah satu alasan mengapa al-Qur'an disebut sebagai penyembuh penyakit, terutama yang mengganggu kesehatan hati kita.
Sebagaimana Allah masih hidupkan kita dengan membiarkan ruh/nyawa kita ada dalam tubuh kita, semoga Allah tetapkan al-Qur'an menjadi ruh hati kita agar hati kita hidup terus dan tak pernah mati. Mohon doa semoga pondok tahfidz kita ini, Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya, istiqamah dengan al-Qur'an sebagai ruhnya hati. Salam, AIM