Pencerah Hati

MENGAPA NASIB TAK ENAK SELALU TIBA PADA SAYA? - 05 September 2020 16:32

  • Sabtu, 05 September 2020 16:32:24
  • Ahmad Imam Mawardi

MENGAPA NASIB TAK ENAK SELALU TIBA PADA SAYA?

Seorang alumni pondok pesantren yang lama tak berkunjung ke pondoknya tiba-tiba bergegas datang sowan kepada sang Kiai. Biasanya, kalau lama sekali tak berkunjung lalu dengan tiba-tiba berkunjung itu karena ada "mimpi teguran" atau karena ada musibah yang butuh penyelesaian sementara cara lainnya sudah tak lagi efektif. Benar, sang alumni ini ternyata sowan ke kiainya dengan membawa banyak keluhan hidup.

"Saya sudah berusaha, mengapa gagal terus?," "Saya sudah berbuat baik kepada siapapun, tapi mengapa mereka tak baik memperlakukan saya?," "Saya telah membantu banyak orang, tapi mengapa tak ada yang membantu saya?," "Saya telah berusaha yang terbaik dalam banyak hal, mengapa yang terjelek yang tiba sebagai nasib saya?" Itu baru sebagian kecil dari keluhannya. Ada banyak lainnya, sangat detail. Sang Kiai tak menjawab, beliau diam namun setengah tersenyum.

Setelah tuntas keluhannya, sang kiai berkata: "Luar biasa cintanya Allah kepadamu. Allah kalau cinta kepada hambaNya, seringkali menggodanya dan mengujinya dengan ketidaknyamanan hidup. Kalau kamu mengeluh, itu berarti kamu mengeluhkan cintanya Allah kepadamu. Tak maukah kamu dicintai Allah?" Kali ini sang alumni terdiam tak tahu harus menjawab apa. Uraian kiai itu dirasa benar, namun keinginan rasa dirinya belum mampu menerima. Ada konflik internal.

Dua-duanya lama saling diam. Sang kiai menunduk sambil menatap secangkir kopi yang ada di hadapannya. Lalu sang kiai melengkapi dawuh: "Orang yang selalu saja mendapatkan ketaknyamanan, padahal dirinya tak berbuat salah kepada Allah dan makhluknya, adalah tanda-tanda orang berpangkat tinggi, yakni muhsinin, orang yang baik sekali. Begitu hebatnya kamu Nak dipilih Allah menjadi MUHSININ."

Kiai masuk ke biliknya sambil batuk-batuk kecil mencari kitab tafsir kesukaannya. "Kata kitab anakku," lanjut sang kiai, "orang muhsinin itu pasti ujungnya adalah dicntai Allah, ditolong Allah, dan dimuliakan Allah. Lihat tafsir surat Yusuf, ketika nabi Yusuf berada dalam penjara sebagai tahanan, dikatakan kepadanya:

إنا نراك من المحسنين

"Kami melihatmu termasuk orang-orang yang baik"

Ketika Nabi Yusuf menjadi pembesar Mesir, pengatur dan pemegang kekayaan Mesir, dikatakan pula kepadanya:

إنا نراك من المحسنين

"Kami melihatmu termasuk orang-orang yang baik"

"Syarat menjadi MUHSININ itu, anakku, adalah menerima ketentuan Allah dengan lapang dada dan bersabar atas ujianNya. Seperti Nabi Yusuf, kamu akan jaya bahagia asal sabar dan ridla," lanjut sang kiai.

Sang alumni mulai mengangguk, mulai tersenyum dan wajahnya mulai berbinar. Nikmatnya berbincang dengan orang yang paham hakikat kehidupan. Jangan menunggu ada masalah untuk datang dan menyapa guru-guru hati kita. Kedamaian dan ketenangan sebagaian adalah ada di sana. Salam, AIM

NB:

Selamat ulang tahun puteriku Tati. Tetaplah menjadi orang baik walau engkau diperlakukan tidak baik. Kami ada untukmu. We love you