Pencerah Hati

KONSULTASI KEPADA MAT KELOR (2) - 19 Februari 2019 13:26

  • Selasa, 19 Februari 2019 13:26:27
  • Ahmad Imam Mawardi

KONSULTASI KEPADA MAT KELOR (2)

Akhirnya, Mat Kelor keluar juga untuk menjumpai tamunya itu. Tak elok membiarkan orang menangis sedih, tak tega melihat guratan derita di wajah sang tamu. Mat Kelor memang berhati lembut sekali. Sang tamu, calon politikus itu, bercerita tentang gagalnya tiga fatwa Mat Kelor dalam menyelesaikan masalah. Mat Kelor mendengarkan secara khusyu'.

Lalu, Mat Kelor berucap: "Diam tak bicara, ada yang menyalahkan. Diam tak berbuat, ada yang menyalahkan. Diam tak bicara dan tak berbuat malah semakin banyak yang menyalahkan. Belajarlah dari kenyataan itu, maka kamu akan bahagia dan siap menjadi calon politisi. Kalau belum bisa mengambil hikmah, gagalkan saja kehendakmu menjadi calon politisi." Tamu itu menghiba memohon penjelasan yang jelas biar tak salah paham.

"Hikmah pertama," lanjut Mat Kelor, "jangan bertuhankan pada penilaian manusia. Cukuplah penilaian Allah yang dijadikan standar. Manusia itu kebanyakan menilai berdasar kepentingan perut dan kepalanya sendiri. Pandangan manusia adalah banyak ragam sebanyak jumlah perut dan kepala mereka. Lakukan dan katakan semua yang Allah nilai baik. Titik."

"Hikmah kedua adalah bahwa menjadi politisi, tokoh dan pimpinan di berbagai level harus siap menjadi bahan perbincangan banyak orang, baik sisi positif ataupun sisi negatif. Bukan hanya kalimatmu yang diperhatikan. Watuk wahingmu juga menjadi pembahasan. Watuk satu kali dianggap pendukung 01, watuk dua kali dianggap pendukung 02. Watuk banyak kali berarti golput atau netral, tapi jelas perlu dibawa ke dokter."

Mat Kelor kemudian lama terdiam dan kemudian berkata: "Kata kakek saya sebelum meninggal, kalau ingin tak banyak musuh dan tak banyak yang menyalahkan maka lakukan saja tiga hal: banyaklah memberi, jangan pernah meminta; diam saja jika didzalimi dan disakiti, jangan pernah mendzalimi dan menyakiti; santai saja jika dikomentari negatif, jangan pernag mengomentari negatif. Tapi apa iya kita mampu?"

Tamu itu terdiam, lalu bertanya: "Pandangan Pak Haji Mat Kelor bagaimana tentang saya, apa lanjut mencalonkan diri?" Mat Kelor menjawab: "Saya tak mau komentar negatif. Minum saja kopi ini dan bawalah pulang sepiring pisang goreng ini." Salam, AIM